Cerita Sex: Bu Fatimah Guru Ngaji Anakku

Cerita Sex: Bu Fatimah Guru Ngaji Anakku

Sex Hot, Cerita Dewasa, Cerita Sex Terbaru, Ngentot Cerita Sex: Bu Fatimah Guru Ngaji Anakku Hot Terbaru 2016 – Namanya Fatimah tapi biasa di panggil Bu Fat. Umurnya kutaksir sekitar 35 tahunan. Meskipun tidak begitu muda namun cantik dan sexy mukanya selalu terlihat bersih. Wajahnya hanya dilapisi mik-up tipis dengan lips-gloss pada bibirmya serta farfum berwangi kembang selalu tercium dari tubuh Bu Fat. Maklum sudah berumur, badan Bu Fat sedikit gempal dan sepasang buah dadanya pun besar dan terlihat masih montok .


Seperti biasa pagi itu Bu Fatimah datang ke rumahku untuk mengajar ngaji anakku. Aku pun mempersilahkannya masuk.
”Eh, dik Lan, anak-anak sama dik Wati ke mana?” Tanya Bu Fatimah.
”Iya bu saya minta maaf sama ibu karena lupa ngasih tahu kalau hari ini anak saya libur dulu soalnya ikut ibunya ke rumah saudara, bantu-bantu mau ada hajatan”. Jawabku.
“Oh begitu, nggak apa-apa, wah dik Lan bujangan lagi dong hari ini?” Kata Bu Fat sambil tersenyum tipis.
Cerita Sex Hot | Aku hanya tersenyum menanggapinya, lalu aku tawarkan padanya minum, pertamanya sih dia menolaknya tapi setelah kutawarkan lagi akhirnya Bu Fat mau juga. Aku pun segera pergi ke dapur membuat minuman.
“Kopi aja yah, Bu Fat” Tawarku.
”O, yah nggak apa-apa, apa aja deh”. Jawabnya.
Tapi tiba-tiba otak ku mulai memikirkan yang bukan-bukan, sewaktu aku ke dapur, Bu Fat duduk di atas sofa dan kulihat kain yang di pakai Bu Fat tersingkap menampakkan paha Bu Fat yang agak besar. Aku mencuri pandang sedikit sambil terus berjalan. Karena mataku asik memperhatikan paha Bu Fat aku tidak sadar kalau saat itu sudah dekat dinding dapur hingga kepalaku terbentur, ku gosok-gosok jidatku untuk menghilangkan sakit. Melihatku terantuk Bu Fat langsung bangun dan mendekatiku.
“Eh.. dik Lan.. kenapa?” Tanya Bu Fat.
Aku tak menjawab, sedangkan wajahku meringis menahan sakit.
“Ada apa sih dik Lan? Bu Fat bertanya lagi sambil tersenyum, mungkin lucu melihatku meringis, sedangkan tangannya diulurkan untuk memegang tanganku yang sedang menggosok-gosok jidat.
“Nggak apa-apa bu..,” Jawabku.
Setelah tahu jidatku tidak apa-apa Bu Fat tersenyum lagi lalu dilepaskan pegangan tangannya yang memegang pergelangan tanganku, dan aku terus ke dapur untuk menyiapkan minum untuk Bu Fat dan sesudah siap kemudian ku hidangkan di meja tamu di depan Bu Fat.
”Kopinya di minum ya dik..” Kata Bu Fat sambil mengangkat gelas kopi lalu menghirupnya perlahan setelah meniup-niup permukaan air kopi agar tidak terlalu panas.
”Oh iya silahkan Bu..,” Aku mempersilahkan.
Saat itu nafsu seksku kembali naik ketika kuperhatikan lagi paha Bu Fat yang kembali tersibak, karena Bu Fat duduk persis dihadapanku, aku dapat melihat dengan jelas hingga ke celana dalamnya yang berwarna krem. Tapi lama-lama Bu Zila rupanya sadar, lalu dibetulkannya letak kain yang dipakainya sehingga pahanya tertutup.
“Wah.. dik Lan ini nggak boleh melihat pemandangan, matanya sampai nggak ngedip-ngedip.” Canda Bu Fat mengagetkanku.
”Ah Bu Fat bisa aja.” Elakku sambil cengar-cengir.
Nafsu seksku kian terbakar, otakku dipenusi fantasi seks dengan Bu Fat, bisa nggak yah aku ngedapetin wanita berusia 50 tahun ini, bisik hatiku bertanya. Ku coba mereka cara agar nafsuku terhadap Bu Fat dapat terlampiaskan . Aku memang sangat suka wanita yang sudah berumur seperti Bu Fat, bagiku mereka lebih seksi juga lebih memahami dan tidak egois dalam bermain sex.
“Er.. air kopi ni aja ke yang boleh hilangkan dahaga?” tanya aku dengan muka selamberr aja.
Kak Fat. tersentak sekejap.
“…maksud dik Lan? ”
”Eh.. mana ada maksud apa apa? Saya hanya bergurau saja..” kata aku.
Untuk kesekian kalinya, setelah Bu Fat menghirup kopi, diletakkannya gelas kopi di atas meja, tapi ketika itu Bu Fat lantas bangun. Aku diam saja, dalam hatiku bertanya Bu Fat mau ngapain yah?. Ku lihat Bu Fat berjalan menuju ke lemari dimana aku memajang benda-benda hiasan.
“Istri dik Lan cantik yah?, anaknya juga cakep” Katanya sambil mengamati fotret istrik dan anakku.
“Pasti dong bu, siapa dulu bapaknya” kata aku mencuba bercanda.
“Katanya istri dik Lan sedang mengandung anak kedua?” Tanya Bu Fat.
Aku mengiyakan.
“Sudah berapa bulan?”
“5 bulan Bu”.
“Wah, itu artinya air naik ke kepala dik lan?” Lanjut Bu Fat sambil memandangku.
“..Emmh, maksud ibu? ” Tanyaku tidak mengerti maksud perkataan Bu Fat.
”Nggak usah di terangin juga dik Lan nanti pasti ngerti, tadi kan dik Lan puas memandang selangkangan ibu memangnya ibu nggak tahu, udah gitu gaya dik Lan ini seperti orang yang tak puas saja” Serang Bu Fat.
“Tapi.., tadi itu saya, eu.. eh..,.. bukan.. anu..,” Kata ku tergagap tak tahu harus berkata apa untuk membela diri.
“Ya sudah dik Lan, tenang aja mungkin rezeki dik Lan bisa melihat paha ibu.” Kata Bu Fat sambil tersenyum aneh.
Aku bingung melihat sikap Bu Fat, hatiku bertanya-tanya apa sih maksud Bu Fat sebenarnya.
“Istri dik Lan perginya lama nggak?” Bu Fat bertanya.
“Sepertinya sih lama bu, soalnya dia pergi kerumah uwaknya, mau ada hajatan katanya, jadi ya.. bantu-bantu disana, malah mungkin nginap disana” Jawabku.
“Oh.. gitu.. toh” Kata Bu Fat.
Bu Fat lalu membalikan badannya dan berjalan menuju kembali ke sofa lalu di hempaskan badannya.
”..Ssshh, ahh.., panas banget yah, rasanya semua bagian badan ibu berkeringat nih..” Gumam Bu Fat, kemudian dibukanya kerudung yang dipakainya.
Aku hanya diam sambil memperhatikan saja.

“Apa Bu Fat mau mandi?, atau mau buka baju saja, silahkan saja bu” Kataku. Kuberanikan diri untuk mulai memancingnya ke arah situasi yang kuinginkan.
“Kalau iya gimana dik Lan, tapi tutup dulu dong gordennya nanti keliatan orang nggak enak.” Sambut Bu Fat sambil melihat ke arah gorden.
Foto cewek jilbab nungging pamer memek >>> www.orisex.com
Entah perasaan apa yang kurasakan ketika itu, aku segera bangun, kutarik kain gorden sampai rapat sambil membelakangi Bu Fat. Samar-samar ku dengar bunyi resleting di buka, aku menoleh kebelakang, nampak Bu Fat sedang membuka kain bagian bawah yang di pakainya lalu melepasnya.
“Jangan berdiri saja dik Lan, kalau mau lihat, kesini dong biar dekat.” Goda Bu Fat.
Mendengar itu, segera ku dekati Bu Fat yang tengah menyandarkan dirinya atas sofa, dengan hanya memakai baju kurung tanpa kain bawah. Mata Bu Fat tampak dipejamkan sambil tangannya mengipas-ngipas badannya, sedangkan aku bermaksud kembali ketempatku semula, namun tiba-tiba Bu Fat menarik tangan aku saat aku melintas di depannya hingga badanku terhuyung mau jatuh di atas tubuhnya, kemudian tanpa ku duga Bu Fat lalu menarik ke atas baju kurung dia, dan terpampanglah bra yang menutupi buah dada Bu Zila yang besar. Mataku terbelalak melihatnya.
Dia kembali menyandarkan dirinya ke sofa, aku masih berdiri bingung di samping Bu Fat, kemudian bu Fat menarik pantatnya ke tepi sopa lantas bangun dan berdiri.
“Dik Lan, ibu mau ke kamar mandi, mau mandi biar segar.” Kata Bu Fat .
Aku mempersilahkannya, lalu berjalan di depannya untuk menunjukan kamar mandi. Tak lama, terdengar suara air jebar-jebur sepertinya Bu Fat sedang mandi, tiba-tiba ku dengar suara benda jatuh dari dalam kamar mandi.
“Kelumpanggggg!!!!!! Pang pang pang!!!!”
”Aduhhhhh……!” Suara Bu Fat menjerit.
Dengan tergopoh-gopoh ku dekati kamar mandi, tanganku mencoba mendorong pintu kamar mandi, ternyata tak dikunci, ku beranikan diri saja membuka pintu kamar mandi dan alangkah terkejutnya aku, nampak Bu Fat dengankeadaan tubuhnya yang telanjang bulat terduduk di lantai kamar mandi dengan kedua kaki mengangkang menampakkan memeknya yang di tumbuhi bulu agak lebat denan bibir memeknya sedikit tebuka, sedangkan sepasang buah dadanya yang besar tampak menggantung berguncang-guncang.
“Kenapa bu, apa yang terjadi.. bu?” Tanyaku khawatir.
“Ibu jatuh, kepeleset dik, lantainya kamar mandinya licin, aduhhhh.. pantat ibu sakit.” Kata Bu Fat dengan suara menahan sakit.
Tanpa berkata-kata lagi segera ku raih dan ku bopong tubuh Bu Fat lalu memapahnya keluar dari kamar mandi dalam keadaan tubuhnya masih telanjang bulat, sambil tertatih-tatih ku papah Bu Fat ke sofa lalu ku baringkan.
“Oh, yah ibu mau saya ambilkan baju ibu di kamar mandi?” Tanyaku.
“Nggak usahlah dik, lagian bukannya tubuh ibu sudah nggak ada lagi yang belum dilihat sama dik Lan kan?” Jawab Bu Fat.
Aku diam aja.
“Dik Lan… tolong dong urutin ini.” Pinta Bu Fat sambil menunjuk bagian belakang tubuhnya.
Aku mengganguk saja, Bu Fat kemudian membaringkan badannya di atas sofa sedangkan aku duduk di sampingnya sambil memijitkan tanganku ke tubuh Bu Fat. Pantat Bu Fat yang besar montok membuatku sangat bernafsu untuk meremas-remasnya, namun aku coba menahan diri kupikir belum waktunya.
”Bawahan sedikit dik Lan, dekat pinggang, nah itu!”
Aku turutkan saja permintaan Bu Fat. Seperti saat Bu Fat memintaku mengurut bagian pinggangnya. Kulit Bu Fat terasa Lembut meski sudah tidak kencang lagi.
Semakin lama nafsuku semakin tinggi hingga aku menjadi sedikit liar dan nekad. Pijatanku kini sudah semakin ngaco dan hanya ku arahkan ke bagian-bagian tubuh Bu Fat yang menurutku menarik secara seksual. Pantat Bu Fat ku remas-remas sambil sesekali jariku sengaja ku sentuhkan ke memeknya. Kontolku semakin keras dan tegang saja. Hingga akhirnya aku tak kuat lagi menahan nafsu, kuciumi saja pantat Bi Fat dan ku panjangkan lidahku mencoba menjangkau memek Bu Lizah.
“Eh.., dik Lan, koq malah ke situ?” Tanya Bu Fat dengan suara perlahan.
Tak ku indahkan lagi pertanyaan Bu Fat, nafsuku sudah sangat tinggi, dengan liar ku jilati memek Bu Fat, ku kuakkan kaki Bu Fat hingga memek Bu Fat yang berjembut agak tebal itu tampak lebih lebih jelas lagi. Aku terus menurunkan lagi lidahku menikmati bahagian bawah memek Bu Fat yang ternyata sudah basah oleh lendir, saat lidahku menyapu sekitar bibir Bu Fat, Bu Fat terdengar mengeluh.
“..Mmmmmmmm.., sshh.., jilat yang dalam dik Lan..” Desah Bu Fat.
Aku pun menjilati memek Bu Fat dan sesekali mengigit kecil bibir memek serta itil Bu Fat.
Sambil menjilat, jari tangan ku ku masukan dan ku putar-putar di dalam lubang memek Bu Fat.
“..mmm.., aahh.., ayo masukin yang dalam jarinya, dik lan, nah ..sshh, aahhh.., putar-dik, ahhh..,” Racau Bu Fat semakin ghairah.
Nafsuku semakin tak terbendung lagi, kuminta Bu Fat untuk terlentang. Bu Fat lalu bangun dan menyandarkan tubuhnya ke sofa lalu kakinya mengangkang, muka ku langsung ku hujamkan ke memek Bu Fat. Bu Fat memegang erat kepala aku sambil meramas ramas rambutku.
“..sssshh.., mmhh.., aahhhh..,” Badan Bu Fat sampai terhempas-hempas menikmati jilatan lidahku pada memek dan itilnya, sesekali ku gigit pelan sampai Bu Fat melenguh agak keras..
“Awwwww.., uiiih…, seperti itu.., yaaaa…, aahh.., ayo lagi dik Lan.” Lenguh Bu Fat lagi.
Sambil ku nikmati memeknya, tangan ku meremas-remas tetek Bu Fat yang menggantung bergantian, dan Bu Fat membongkokkan badannya untuk meraih kontolku, aku terus saja menjilat dan menghisap memek Bu Fat sampai aku rasakan seluruh badan Bu Fat bergeletar.
“Jilat dik Lan, Jilat semuanya,..ssshhh.., mmmmmmm.., yah..,”
Bu Fat mengangkat kepalaku sambil tersenyum dia berkata..,
“Ayo dik Lan, biar ibu udah tua tapi memek ibu masih legit koq..,” Kata Bu Fat sambil memegang dan menepuk-nepuk memeknya.
Aku senyum, tanganku ku usap-usapkan ke permukaan memek Bu Fat, jembutnya ku tarik pelan-pelan.
“Sekarang gantian, ibu pengen ngelihat punya dik Lan.” Pinta Bu Fat.
Aku bangun dan berdiri didepan Bu Fat, ku lepas celanaku, dan tersembulah kontolku yang sudah mengacung keras itu. Melihat itu Bu Fat tersenyum.
“Ini kalau ibu jilatin sebentar juga pasti keluar” Kata Bu Fat tersenyum.
Aku tak menanggapinya, Bu Fat lalu mendekatkan wajahnya ke kontolku dan mulutnya meraih kontolku, setelah terlebih dahulu lidahnya menjilati. Kontolku terasa hangat ketika Bu Fat memasukannya ke dalam mulutnya.
Kontolku lalu dihisap-hisapnya dengan gerak maju mundur.
“mmmmph….. mmmmmppphh” Bunyi mulut Bu Fat ketika menghisap kontolku yang bercampur air liurnya. Bu Fat juga kemudian mengulum pula buah zakar ku.
Sesekali Bu Fat memasukkan seluruh batang kontolku kedalam mulutnya dan pada bagian inilah yang aku sangat tak tahan.
“..mmmhhhh…, oohh.., Bu Fat terus bu” Aku mengeluh enak sambil ku pegang erat kepala Bu Fat, waktu kurasakan air maniku tak dapaat ku tahankan lagi.
”..aahh.., bu saya keluar bu” Erangku.
Air maniku pun muncrat di dalam mulut Bu Fat yang terus saja menghisapi kontolku sambil memainkan lidahnya mengulas-ulas kepala kontolku.
Bu Fat tetap memegangi kontolku yang mulai mengecil. Aku terus duduk di sebelah Bu Fat.
“Wah nggak nyangka ibu pinter banget ngisep..,” Kata ku memuji.
“Iya dong dik Lan, soalnya lelaki itu sebenarnya banyak yang lebih suka itunya di hisap dan dijilati, perempuan juga sama banyak yang lebih suka barangnya dijilati saja.
Sebab tidak menguras tenaga. Pastinya, kalau lelaki pandai membuat perempuan itu puas secara begini, perempuan akan dapat melayani kembali lelaki itu dengan sempurna.” Bu Fat menerangkan.
”Ibu memang sangat suka ngewe, tapi kalau ngewe tapi akhirnya tak puas buat apa? Mending usaha sendiri aja sampai puas.” Kata dia lagi sambil meremas-remas kontolku yang perlahan mulai mengeras.
”Hah .. Macam dik Lan ni,, batang dahlah boleh tahan.. besar.. panjangnya cukup.. dan air pulak banyak.. puaslah perempuan tu.. tapi kalau dik lan tak reti.. susahlah nanti. Syok Sendiri.” kata dia lagi. Aku pun dah mula nak meara main cipap Kak Zi pula.
“Dik lan, memek ibu memang sudah agak longgar sedikit, maklum aja ibu kan sudah tua, makanya dik Lan harus menusukkan kontolnya keras.” Kata Bu Fat.
”Tenang saja bu soal tusuk menusuk sih rasanya saya sanggup.” Kataku sambil tersenyum.
Bu Fat lantas menyandar kembali di atas sofa dan mengangkangkan kakinya, memeknya terlihat sudah basah.
”Ayo Dik Lan masukin kontolmu cepat.” Pinta Bu Fat.
Aku pun tanpa menunggu lagi segera saja memasukkan kontolku kedalam memek Bu Fat, ku hentak dengan sekuat hati.
“Aww.., aduuhh., ayo hentak lagi dik Lan, puaskan ibu…” Bu Fat mengerang.
”Dik Lan coba goyangin sedikit kontolnya deh, biar memek ibu semua ngerasain.” Kata Bu Fat.
Ku ikuti permintaannya, sambil mendorong koputar kontolku bahkan seperti hendak menyungkit isi memek Bu Fat keluar.
Gerakan ku menusuk-nusukan ****** kulakukan dengan simultan, aku juga meremas-ramas tetek Bu Fat sambil tetap ku hetakan kontoku kedalamnya.
Ku rasakan Bu Fat mengemut-ngemutkan memeknya hingga kontolku serasa di remas-remas nikmat. Aku dan Bu Fat kemudian berganti posisi, Bu Fat memutar badannya supaya aku menusuknya dari belakang.
“..aahh, ..oohhh, ..aaahh, …oohhh, …mmmhhh. ..” Bu Fat mengeluh keenakan.
Hingga beberapa saat kemudian,
“Aaaahh.., sshh…..” Bu Fat mendesah-desah disertai gerakan tubuhnya yang semakin liar sepertinya Bu Fat klimaks.
Aku segera mencabut kontolku dari lobang memek Bu Fat yang ternyata di fahami oleh Bu Fat dengan memutar badannya dan disongsongnya kontolku dengan mulutnya. Dan dihisap-hisapnya kontolku lagi, hingga akhirnya kurasakan cairan kenikmatan menjalari kontolku, kenikmatan itu bertambah dengan hisapan yang di lakukan Bu Fat memberi sensasi seks yang berbeda yang tentunya lebih dahsyat karena spermaku seakan-akan disedot keluar oleh mulut Bu Fat. Tubuhku mengejang sedangkan tanganku sibuk mempermainkan sepasang tetek Bu Fat, merasakan kenikmatan itu sampai tetes terahir.
Setelah aku dan Bu Fat sama-sama terdiam beberapa saat, Bu Fat lalu beringsut kemudian berjalan ke kamar mandi. Ku dengar air mencebok, sepertinya Bu Fat sedang membersihkan memeknya. Bu Fat keluar dari kamar mandi sudah dengan memakai celana dalamnya tanpa BH karena Bhnya dan juga pakaiannya di bawa di tangannya sehingga tetek Bu Fat tampak berayun-ayun mengikuti gerak jalan Bu Fat. Ketika ku perhatikan teteknya Bu Fat tampak tanda merah yang secara nggak sadar ku buat ketika ngewe dengan Bu Fat tadi.
Bu Fat tersenyum kecil saja ketika melihat ku, dipakainya kembali pakaiannya. Dia kemudian mengenakan kerudungnya dan kembali ke sofa.
Aku yang masih bertelanjang bulat santai saja tiduran di sofa. Bu Fat lalu duduk di sampingku, dipegangnya kontolku yang sudah layu itu dan di remas-remasnya hingga keras dan tegang lagi.
“Wah, dik Lan mau lagi ya?, ininya keras lagi nih.” Goda Bu Fat sambil tersenyum.
Aku Tak menjawabnya hanya tersenyum sambil mengedipkan mata. Bu Fat mengangsurkan mukanya mendekati kontolku dan mulutnya menggapai kontolku untuk kemudian dihisapnya lagi.
”Dik Lan kita main sekali lagi yah..,” Ajak Bu Fat kepadaku.
Langsung ku anggungkan kepalaku, karena memang itu yang aku maui apa lagi setelah kontolku di sepongnya tadi nafsuku bangkit lagi.
Aku dan Bu Fat akhirnya ngewe lagi kali ni Bu Fat masih memakai kerudungnya membuatku semakin bernafsu mengewenya.
Akhirnya setelah merapikan lagi pakaian dan kerudung yang di pakainya, Bu Fat pamit, dia bilang mau pergi mengajar lagi satu di rumah. Aku mengenakan celanaku dan kubukakan pintu untuk Bu Fat, dia tersenyum melirikku sambil memakai sepatunya.
”Istirahat dulu ya dik, biar lebih segar makan telur setengah matang 2 butir dan minum air dicampur madu.” Pesan Bu Fat sambil berbisik.
“Kalau dik Lan kepengen lagi, kasih tahu ibu yah, atau talepon dulu” Lanjut Bu Fat.
”Baik bu..,” Jawabku sambil meremas pantat Bu Fat yang gempal..
Hubungan ku dengan Bu Fat terus berlangsung hingga kini, kapan pun aku mau ngewe dengan Bu Fat aku tinggal meneleponnya, dan Bu Fat tak pernah menolaknya, karena biar pun Bu Fat sudah tua ternyata nafsu seksnya masih tetap tinggi. – Sex Hot, Cerita Dewasa, Cerita Sex Terbaru, Ngentot Hot Terbaru 2016

Cerita Sex: Papa Kekasihku

Cerita Sex: Papa Kekasihku

Sex Hot, Cerita Dewasa, Cerita Sex Terbaru, Ngentot Cerita Sex: Balas Budi Buat Papa Hot Terbaru 2016 – Kisah ini benar benar nyata terjadi padaku, peristiwa ini bermula ketika aku duduk di bangku kelas 2 SMU, tepatnya saat hari ulang tahunku. Oh iya sebut sja namaku reyna dengan tinggi 160 cm, bb 45kg,pinggang 28cm dan bra 36A di padu dengan kulitku yang putih mulus, banyak cowo cowo di sekolahku yang ingin jadi pacarku.


Malam itu aku dan papa pulang dari resto tempat kami makan, papa langsung nonton tv dan aku langsung pergi ke kamar untuk ganti baju. Di rumah hanya aku hanya tinggal sama papaku, pembantu, tukang kebun dan seorang satpam, mamaku meninggal saat aku masih duduk di bangku kelas 1 SMP.
Aku ganti baju tidur model terusan yang sangat tipis dengan penyangga di punggung yang kecil dan menggelantung hingga sebagian buah dadaku kelihatan. Aku turun kebawah berniat untu nonton tv, aku kaget…ternyata papa sedang nonton film bokep, aku tak berani mendekat.
Tapi karena aku belum pernah lihat film gituan, mebuatku untuk melihatnya walau dari kejauhan. Tiba tiba papa menolah kebelakang,,,dan akupun berniat naik,,baru satu langkah tiba tiba papa menegurku,,,hai rey……mau kemana…ngggg….nggak pa….aku gugup. Sini temenin papa nonton,,,sebenarnya aku malu tapi juga masih penasaran..dan akupun melangkah mendekati papa dan duduk disampingnya. Papa langsung merangkulku da mencium keningku tanda dia syang sama aku.
“Kamu udah pernah liat film gignian rey?”…tanya papaku..
“bbbee….belum pa “. Papa tersenyum sembari ngomong,temenin papa nonton biar tambah pengetahuan soal sex…aku cuma tersenyum malu.
Entah kenapa jantungku berdetak kencang saat papa mencium keningku lagi dan tangan kananya menepuk nepuk pahaku pelan,seperti menenangkan anak kecil yang sedang menangis.
“Nyantai aja rey,,,” ujar papaku,,,akupun melihat film itu adegan demi adegan,tak tahu kenapa aku merasa tubuhku agak sedikit panas dan sedikit rasa gatal di alat vitalku.
Tangan papa mengelus elus pahaku yang putih mulus nyaris ke bagian pangkal paha atasku,aku melihat papa dan diapun cuma tersenyum. Dia mencium keningku lagi,akumemejamkan mataku,tanpa kusadari tangan kiri papa sudah neremas tetekku,,,ternyata udah gede ya rey….aku cuma tersenyum dan menundun malu,,,antara rasa malu dan nikmat yang belum pernah kurakan bercampur jadi satu,,entah kenapa aku diam dan nggak berontak dengan kenakalan papaku.
Dia terus mengelus elus pahaku dan meremas remas tetekku,,,
“mmhhhhhhh……..” tiba tiba keluar gumaman dari mulutku…
“enak rey…” ujarnya..
aku hanya mengagguk..kuberanikan untuk menatapnya…dan diapun juga menatapku…tiba tiba..mmmhhhh…dilumatnya bibirku dengan lembut. Dimasukannya lidahnya dan dimainkan di dalam mulutku,,aku jadi gelagapan,,aku langsung mengimbanginya,,mmmhhhh….mmmhhh..mmhhh..kami saling berpagutan.
Terasa tangan kanannya menelusup ke sela sela pahaku dan ternyata benar,,,diusapnya memekku dengan lembut yang masih terbungkus cd tipis,,,mmmmnnngghhhhh…aku melenguh saat jari tengah papa ditekan masuk ke memekku,,,terasa lembab celana dalamku. Papaku bangkit dan jongkok di depanku,,di jilatinya pahaku yang putih mulus dan disibakan bajuku keatas,,,terasa ada aliran listrik yang mengalir di tubuhku,,aku diam aja menerima perlakuan yang sebelumnya belum pernah aku terima seprti ini.
Dipelerotkannya cd ku dan dilempar di depan tv….kututup memekku dengan tanganku,,,papaku tersenyum melihat kearahku,,,di tepisnya tanganku dan akupun tertunduk malu,,,papa memebuka lebar pahaku dan…langsung di jilatinya mekiku dengan ganas,,,mmmhhhh..ngghhhhhh….aku melenguh dan memejamkan mataku erat erat.
Dari atas ke bawah di jilatinya mekiku,,,tubuhku bergetar…nnnggghhhhhh…..paaahhhhhhhhh…….hanya itu yang bisa terucap dari mulutku. Dia mencari cari sesuatu di mekiku dengan lidahnya,,,dandi berhenti saat lidahnya sudah menemukannya…ya….benjolan kecil seperti biji kacang jadi mainan lidahnya….nnnggghhhhhhh…..nghhhh…..aaakkkhhhhhhh……bergetar tubuhku tubuh ketika benda itu di di pilin pilin dengan lidahnya,,,di isap dan di gigit pelan dan aku merasakan ada sesuatu yang mau keluar,,,

“ooouuggghhhh…..paaaahhhhh…..reyhhhh….nnnaahhhhhh….mauuhhhhhh….” diapun semakin menghisapnya dengan kuat “aaakkkhhhhhh……..piphhhh….pissshhhh…..” tak lama kemudian seerrrrrrrrrr…….keluar cairan yang sangat banyak dari mekiku…tangan meremas sofa dengan kuat…
Dan papaku menghisap danmenjilati cairan itu hingga bersih tanpa rasa jijik,,tubuhku lemas sekali,,,dengan mata sayu ku tatap dia…dia tersenyum padaku…
“enak rey..” tanyanya..aku nggak bisa ngomong, cuma mengangguk saja.
Papaku berdiri dan melepas semua pakiannya…sekarang dia bugil tanpa sehelai benangpun di tubuhnya,,terbelalak mataku ketika melihat penisnya yang besar dan panjang,,,,kutaksir panjangnya 20cm dengan diameter sekitar 5cm. Ditariknya tangan,,dan sekarang benda itu tepat di depan mukaku,,,dia memnuntu tanganku memegang penisnya,,aku ragu dantertunduk malu…
“tenang aja rey gak usah ragu…” ujar papaku…
Kupegang penisnya, dan benar saja,,terasa penuh di tanganku penis itu,,,
“kocokin dong rey….pinta papaku…” akupun mengocoknya dengan pelan,,baru kali ini aku memegang penis laki laki,,dan punya papaku lagi….
aku semakin penasaran dan terus kukocok penis itu,,saat itu sudah hilang akal sehatku…..ciumin dong rey..pinta papaku lagi….anggap aja es krim imbuhnya…dan dengan ragu akupun menciumi penis itu,,,kucium kepalanya…dan tanpa sadar lidahku seperti keluar sendiri…. Kujilati penis itu dan kulirik papaku,,,dia pejamkan matanya,,,
“oooggghhhh,,,yaaahhhhhh…..terus rey..enak banget…mmmhhhaaaakkkhhhhhh….” ceracau papaku…
ku coba memasukkan penis itu ke mulut mungilku dan benar saja mulutku tidak muat. Mhhh..rlprlprlprlp…keluar masuk penis itu di mulutku,,tapi hanya separo saja yang bisa masuk..kulirik papaku…dia merem melek dengan perlakuanku,,,dia menahan kepalaku dan melepaskan penisnya dari mulutku,,dia berjongkok dan langsung melumat bibirku dengan ganas,,,dan akupun mengimbangianya,,,,kami saling berpagutan sampai dia mendorong tubuh ku dengan lembut ke sofa dan bersandar di sofa itu….dia menarik tubuhku dan separo pantatku menggantung di ujung sofa,,,di bukanya kakiku lebar lebar,,jantungku semakin berdetak kencang…di usap usapkannya kepala penisnya di belahan mekiku dan tubuhkupun bergetar….
Dia mencoba memasukkan penisnya ke mekiku dan tak berhasil…kupejamkan mataku erat erat,,dia teru mencoba memasukkan penisnya dan
“akkkkhhhh…..sakit paaahhhhhh….” pdahal baru kepalanya aja yang masuk,,,dan diapun terus menekan penisnya,,,kubuka mataku dan penis itu baru masuk separoh,,,terasa sakit sekali di mekiku…
Dia berhenti dan melumat bibirku..kami saling membelitkan lidah kami..mmppphhhhhhh..tangannya meremas tetekku. Rasa sakit itu sedikit mereda…dinaikkannya bajuku hingga terlepas dan ditariknya ikatan bra-ku yang ada di punggungku,,di tubuhku hanya menempel bra yang udah melorot keperutku….
Di tariknnya penis itu dan ras sakit itu datang lagi aku meringis dan papaku tahu akan hal itu,,,di langsung meremas tetekku dan menjilati putingku,,,,aaaakkkkhhhhhh,,,,terasa nikmat sekali..dijilati digigit dan dihapnya kuat kuat putingku,,,,sembari dia memaju mundurkan penisnya,,,antara rasa sakit nikmat bercampur jadi satu,,,akh…akh…oooouuuugghhhhh….hhhhhhhhhhhh…..kulihat ada bercak darah di pahaku,,,,dengan irama agak cepat..
papa terus menggenjotku,,,,kkkhhhh…..aaaakkkhhhhh….enak banget memekkmu sayang,,,,ceracau papaku,,,mataku terpejam dan rasa sakit itu sekarang menjadi rasa nikmat yang belum pernah kurasakan,,,,,
“ooooooggghhhhh….mmmhhhhhhhh….nnnnggghhhhhh….”tubuhku melengking keatas….
“enak rey.”
“hhhhh……..enak paaahhhh….” pikiranku sudadikuasai hawa nafsu….
dia pun menghentikan gerakannya…dilepasnya penisnya dan membalikkan tubuhku,,,aku bertumpu dengan kedua lututku dan berpegangan sandaran sofa…dijilatinya pantatku sampai belahan pantaku..aku merasakan geli….aaakkkhhhh…dan terasa ada sesuatu menyeruak di mekiku,,,dan blessss…aaakkkkhhhhhh…dia langsung memaju mundurkan penisnya dengan cepat…akkkhhh….akh….akh…akhhhh. mmmmhhhhhhh…..papa mengentotku dari belakang sambil meremas remas pantatku,,,dan kurasakan ada sesuatu yang mau keluar dari mekiku,,,mekiku berdenyut denyut kencang dan,
“oooouuugggghhh,,,,paaaahhhhhh……piphhhh…..piiiissshhhhhhh………aaaaaaaakkkkkkhhhhhhh…..” tubuh ambruk menabrak sandaran sofa dan papa menghentikan gerakannya….tubuhku lemas,,tulangku serasa copot semua,,,,papa menelentangkan aku di sofa,,diangkatnya kaki kiriku ke atas sandaran sofa dan satu lagi di pahanya,,,dia menggosok gosokkan penisnya di mekiku,,ini membuat birahiku naik kembali,
“mmmhhhhh…mhhhh…hhhhhh…..oouugghhhhhh..” dimasukannya penisnya dan langsung di genjotnya.
Tak begitu cepat tapi iramanya sangat teratur,,,aaakkkhhhh…akh…akh.akhhhh…..tubuhku menggeliat serti cacing kepanasan,,,,mmmmhhhhh….aaaakkkhhhhh akkhhhh….aaakkkhhhh…..selang beberapa menit kembali serasa aku mau pipis dan aaaakkkkkkkhhhhhhhhhh……..
tubuhku bergetar lebih hebat dan mengeluarkan sperma yang sangat banyak,,,,nnngggghhhhhhhhhh…. papa terus menggenjoku sambil menjilati semua bagian leherku dan meremas toketku…tanpa mempedulikan aku…..nikmat sekali rasanya,,,rangsangan di atas dan di bawah bercampur menjadi satu,,,,oookkkhhhhh….mmmmmmmhhhhhhhhhhh…kurasakan penis papa berkedut kedut….nnnggghhhhhhhh….akh.akh…akhhhhhh……….papaku langsung menarik penisnya sambil mengocoknya sendiri dan diarahkannya ke mulutku,,,,
“buka mulutnya sayang,,” pinta papaku dan akupun membuka mulutku,,,,
aakkkhhhhhhh,,,,dijejalkannya penis itu kemulutku sambil terus di kocok,,,,kumanikan lidahku menjilati bagian bawah penis itu….
“yyaaahhhhhh…..nikmat sayangghhhhh,,,,” ceracau papaku,,,,
dan aaaaaaaakkkkkkhhhhhhhh…..spermanya menyembur dengan kuat dan sangat banyak masuk tenggorokanku,,,aku hampir tersedak tapi kutahan,,,,sampai sampai sperma itu meleleh keluar dari mulutku,,,.. Kutelan semua sperma itu,,,kujilati semua sisa sperma itu sampai bersih oohhhhhhhhhhhhh…..
“gimana rey….enak nggak,,” tanya papaku,,,
aku mengangguk malu dan tetap menjilati penis papaku. Reyna nyesel nggak,,tanya papaku lagi,,,aku hanya diam saja tak menjawabnya,,,,dalam hati aku berkata mungkin inilah yang bisa kuberikan buat papa yang sekian lama sudah merwatku seorang diri… Setelah itu akupun memunguti pakainku yang berserakan dan pamit untuk mandi, karena badanku diterasa lenglet karena keringat.
Di dalam kamar mandi menetes air mataku…karena aku malu sama almarhun mamaku karena aku merasa telah menghianatinya,,,tapi di lain sisi aku merasa sangat senang karena tahu betapa nikmatnya sex itu. Dan semenjak kejadian itu,,kehidupanku berubah 180 drajat. Setiap pap di rumah,,,dia selalu mengajakku berhungan badan dengannya,,,dan akupun tak bisa menolak keinginan papaku itu,,karena memang betapa nikmatnya sex itu. – Sex Hot, Cerita Dewasa, Cerita Sex Terbaru, Ngentot Hot Terbaru 2016

Cerita Sex: Dosenku Penjahat Kelamin

Cerita Sex: Dosenku Penjahat Kelamin

Sex Hot, Cerita Dewasa, Cerita Sex Terbaru, Ngentot Cerita Sex: Dosenku Penjahat Kelamin Hot Terbaru 2016 – Pengalaman ini terjadi beberapa waktu lalu dengan seorang dosen pembimbing di tempatku kuliah. (Oh yach, aku kuliah di PTS terkenal di kota Apel dengan jurusan teknik komputer). Saat ini aku masih tahun terakhir kuliah. Kejadian ini sebenarnya sebelumnya belum ada di otakku, hal ini terjadi di luar keinginanku, tapi dasar nafsu kalau sudah menjadi raja maka tidak akan tahu lagi berbuat apa.


Sebut saja nama dosenku Juliet, orangnya cantik sexy dan baik hati, usianya sekitar 32 tahun. Kulitnya putih bersih 100 % dan super mulus sekali, tingginya sekitar 168 cm, bodinya super bagus banget, orang bilang seperti gitar Spanyol, lingkar pantatnya super bulat, pinggangnya super ramping dengan buah dada yang ranum berukuran, setelah kejadian tersebut kuketahui 36B, pokoknya “endiiiaaaang” dech.
Cerita Sex Hot | Aku biasanya memanggil dosenku ini dengan sebutan “Ibu”, Ia dosen tetap di Universitasku, bidangnya Kalkulus (untuk mahasiswa teknik pasti tahu). Aku senang belajar dengannya, ia pandai sekali dan paham sekali bagaimana mengajar yang baik dan ia sangat disiplin terhadap mahasiswanya. Saat awal-awal kuliah, tidak ada yang spesial yang terjadi antara aku dengannya, yach biasa saja, layaknya mahasiswa yang lain, tapi tanpa kusadari Bu Juliet selalu memperhatikanku (kuketahui setelah ini).
Tapi setelah menjelang ujian tengah semester aku mulai curiga dengan gerak-gerik dan perhatiannya padaku. Kalau tidak salah waktu itu aku datang agak telat sehingga pelajaran untuk sesaat berhenti. Bu Juliet memperhatikanku, aku dapat bangku di urutan paling depan (yach, biasanya bangku paling depan selalu paling akhir diisi).
Sejenak kupikir ia melihatku terlalu lama karena aku datang telat, tapi setelah pelajaran mulai ia selalu melirik kepadaku, dan aku sadar sekali tentang hal itu dan aku menjadi risih karena hampir setiap 3 menit ia selalu melirikku, dan aku lebih risih lagi ketika ia melirik bagian selangkanganku yang waktu itu aku memakai celana yang agak super ketat (Jeans 010), sehingga bagian selangkanganku kelihatan menggelembung, (mungkin penisku kebesaran yang menurut Bu Juliet setelah kejadian ini).
Cerita sex terbaru lainya dan foto super hot tante >>> www.orisex.com
Aku waktu itu makai baju kemeja, aku berusaha menutupi bagian selangkanganku dengan kemeja yang kupakai sebagai jaket. Karena sering melirik maka ia mengajar pelajaran jadi sering salah, ini terbukti dengan perkatannya,
“Kok saya sering salah yach.. ” hal ini dikatakannya setelah ia berbuat kesalahan untuk ke-1001 kalinya.
Dalam hatiku berkata, makanya jangan melirik yang tidak-tidak dong.
Hal itu berlangsung hingga 3 kali pertemuan, dan juga ia sepertinya lebih mendekatkan diri padaku, tapi aku tetap jaga image antara aku dengan dosen tentu aku berusaha sebaik mungkin padanya walau aku bertanya-tanya dalam hati apa ia tidak puas sama suaminya (Mas Fadli yang ternyata mengalami impoten). Hingga ujian tengah semester berlalu, aku tahu ujianku banyak yang betul dan aku tahu nilaiku bisa berkisar antara A atau B. Tapi saat itu ia memanggilku ke ruangannya sehabis kuliah usai.
“Son.. Nanti kamu ikut saya ke ruangan saya!”
“Baik, Bu.. Tapi ada apa yach Bu..” jawabku ingin tahu.
“Tidak ada apa-apa, saya ingin minta tolong pada kamu satu hal..” jawabnya dengan penuh senyum di bibirnya yang sensual.
Aku bertanya-tanya dalam hati ada apakah gerangan, sekilas terpikir olehku ia akan mengajakku melakukan.. Tapi kubuang pikiranku itu jauh-jauh takut-takut nanti ia bisa mengerti pikiran orang lagi. Aku mengikutinya dari belakang menuju ruangnya yang terletak cukup jauh dari keramaian mahasiswa. Dalam perjalan ke sana aku berusaha untuk tetap untuk tidak negatif thinking, dengan cara berbicara dengannya apa saja tentu berhubungan dengan kuliah yang diberikannya tadi karena memang aku agak kurang paham karena pikiranku terbelah-belah. Sesampai di ruangnya ia duduk di kursinya dan aku tetap berdiri karena memang kebetulan di situ hanya ada satu kursi, dan aku memberanikan diri untuk bertanya padanya.
“Ada apa yach Bu, sehingga saya harus ikut Ibu ke ruangan Ibu..?” tanyaku penasaran.
“Begini, kemarin Ibu sudah membuat semua daftar nilai hasil ujian MID semua mahasiswa yang kuliah dengan Ibu, tapi daftar tersebut tanpa sengaja hilang entah kemana..” jelasnya.
“Jadi.. Bu..?” tanyaku tidak sabaran.
“Jadi Ibu pingin minta tolong, sama kamu untuk membantu Ibu untuk membuat daftar itu lagi, padahal kalau Ibu sendiri yang membuatnya harus makan waktu 2 malam, karena harus teliti..” jelasnya lagi.
“Gimana, dengan hasil ujian saya Bu..?” tanyaku lagi untuk menyakinkan hasil dengan prakiraanku.
“Karena itulah Ibu minta tolong sama kamu, kamu dapat nilai A plus untuk ujian ini, jadi Ibu pikir kamu sanggup membantu Ibu,” pintanya dengan sedikit nada memohon.
“Plusnya apaan bu..” tanyaku menggoda.
“Ahh.. Kamu ada-ada aja..” katanya sambil mencubit lenganku.
“Kapan Sony harus membantu Bu..?” tanyaku singkat karena aku bangga dengan hasil ujianku yang baru kuketahui.
“Kamu tidak kemana-mana kan malam ini..?” tanyanya.
“Tidak.. ” balasku singkat.
“Malam ini aja yach, kamu tau kan alamat ini,” seraya ia sambil menyodorkan alamatnya.
Tanpa sengaja kertas itu jatuh. Aku mengambil kertas itu dengan membungkukkan badan, ia pun berniat menggambilnya, posisiku dengannya dekat sekali bahkan aku bisa mencium bau parfumnya yang menggairahkan.
“Maaf Bu.. ” ucapku padanya.
“Tidak apa kok Son.. ” katanya.
Bibirnya sensualnya sembari memberi senyuman yang memikat. Aku bahkan bisa mencium nafas segarnya yang harum.
Jam 7: 30 malam aku berniat menepati janjiku pada dosenku yang satu ini. Aku mandi, dan berdandan dengan rapi, dan tanpa menunggu lagi ku-stater mobil pinjaman ke alamat yang tadi kusimpan. Tanpa kesulitan aku sampai alamat yang dituju karena memang aku sudah hafal keadaan kotaku. Rumahnya besar sekali dengan 2 lantai, dengan halaman yang luas dan pagar yang tinggi, di sisi bagian kanan belakang dapat kuterka ada kolam renang, berarti menandakan ia orang yang cukup kaya.
Aku masuk dengan pagar yang dibukakan oleh satpam jaga dan langsung tanpa mengetuk pintu ia keluar dan menyuruhku masuk. Aku tertegun dengan kedaannya, ia memakai gaun tidur berwarna merah muda, yang tipis dan panjangnya, hanya sampai lutut. Rambutnya panjangnya di biarkan tergerai, aku terdiam beberapa saat. Betapa cantiknya dia malam itu, maupun dengan keadaan rumahnya, ruangan tamunya tertata dengan rapi, baik perabotannya maupun kedaan sofanya yang kelihatannya berharga jutaan rupiah, maupun furniture lainnya.
“Hayo, masuk Son..! lagi mikirin apa sich..” tegurnya membuyarkan lamunanku.“Ah.. Tidak apa kok Bu.. ” ucapku sekenanya.
Aku melangkah masuk dan duduk di ruangan tengah karena ia menyuruhku untuk mengikutinya di ruangan itu.
“Mau minum apa Son..” tanya pemilik bibir manis ini.
“Apa aja dech Bu asal jangan es teh aja Bu..” kataku.
Masalahnya saat itu hujan mulai turun dengan lebat saat aku masuk ke rumah mewah ini.“Coklat panas, mungkin bagus yach buat kamu..” tanyanya.
“Iya dech Bu, coklat panas aja..” jawabku. Karena aku memang suka sekali coklat.
Setelah berbincang sebentar, aku menanyakan pekerjaan yang akan kubantu. Tapi bagus juga untuk menghilangkan kekakuan antara kami. Dan aku jadi tahu kalau suaminya seorang pengusaha kaya dan sekarang sedang berada di luar negeri untuk mengembangkan usahanya di sana. Bu Juliet sampai sekarang belum mempunyai anak. Dan di rumah itu sekarang hanya aku dan dia, sedangkan pembantunya, suami istri tinggal tidak jauh dari rumah mewah ini dan datang dari pagi hingga sore. Satpam 1 orang dan akan tetap berada di posnya hingga pagi. Berarti hanya ada aku dan dia di rumah ini.
“Oh Yach, Bu, mana hasil ujiannya..” tanyaku setelah ngalor-ngidul kemana-mana.
“Oh iya, jadi kepanjangan ngomongnya,” seraya memberi senyuman dan tawa kecil.
Ia memintaku untuk ikut ke ruangan kerjanya yang terletak di dalam kamar pribadinya, semula aku menolak karena tidak sopan masuk ke kamar seorang wanita yang suaminya tidak di rumah. Tapi karena sedikit paksaan aku mau juga. Kamarnya besar sekali artinya begitu indah, dengan luas kira-kira 7 m x 5 m, bayangkan saja bathtubnya terletak di dalam kamar dengan gaya Romawi, sedangkan meja kerja terletak di seberangnya 2 kursi dan di dalamnya dilengkapi televisi layar datar 60 inci, dan elektronik lainnya. Aku duduk di kursi kerjanya dan tiba-tiba ia merangkulku.
“Son.. Sebenarnya tidak ada yang namanya daftar nilai, daftar nilai hanya ada jika udah ujian semester,” katanya begitu lembut hingga hampir seperti berbisik di telingaku.
Aku bingung, masih belum hilang bengongku ia berbisik di telingaku dan mencium telingaku.
“Son.. Bantu Ibu ya, puaskan Ibu.. Ibu kesepian sekali..” katanya.
“Tidak mungkin Bu..” aku setengah menolak tapi tidak mencegahnya untuk membuka kancing kemejaku satu persatu.
“Kamu mengerti kan, keadaan seorang istri yang tidak pernah dapat kepuasan oleh suaminya, Mas Fadli nggak bisa bertugas seperti lelaki normal alias impoten.. Please Son..” kata Ibu Juliet setengah memohon.
Aku jadi kasihan dan detik berikutnya aku berdiri dan membiarkan dia melucuti satu persatu pakaianku dan sampai aku telanjang bulat, matanya tak berkedip manatap kemaluanku yang tegak berdiri dengan kerasnya.
“Bu.. Jangan cuma dilihat dong Bu..” kataku sedikit bercanda.
“Punyamu keras sekali..” balasnya dengan nafas sedikit memburu menandakan ia terangsang dan betul-betul bernafsu.
Kemudian aku mendekatinya dan mencium bibirnya dengan lembut serta melumat bibirnya yang sensual, bahkan lidah kami saling memilin, tangan kiri menggosok tengkuk dan pundaknya sedangkan tangan kananku meremas buah dada indah milik orang yang sebelumnya kuhormati, putingnya kuputar dengan lembut walau masih diluar gaun sutra yang lembut ini. Lain halnya dengan tangan Bu Juliet, tangan kanannya mengocok-ngocok kemaluanku yang tadi sudah sangat tegang, dan tangan kirinya berusaha melepaskan ikatan gaun tidurnya.
Aku pun membantunya melepaskan gaun tidurnya itu, dan ia langsung bugil, ternyata tanpa menggunakan BH, ia juga tidak menggunakan CD. Aku meneruskan aksiku ini, bahkan sekarang tangan kiriku meremas payudara kanannya dan tangan kananku meremas pantatnya yang aduhai, bibirku menghisap bibir bawahnya, air ludah kami bercampur terasa manis dan lidahku berusaha masuk ke dalam bibirnya. Setelah puas berpagutan, aku mulai turun ke lehernya yang jenjang dan terus ke tengah-tengah buah dadanya yang padat berisi yang sedikit sudah turun, aku mendorongnya hingga ia bersandar pada dinding. Lidahku kemudian menghisap-hisap puting payudaranya dengan kuat, ia merintih keenakan.
“Oh.. Ohhmm.. Enak sayang..!” desahannya menambah semangatku untuk menghisap lebih kuat. Bahkan seluruh payudaranya kujilati dan kucupang dengan kuat, sehingga ia tambah kuat merintih.
“Ahh.. Ahhm ohh..” erangnya.
Aku semakin menggila, puas dengan yang kiri kuganti dengan yang kanan hingga meninggalkan bekas yang memerah. Aku begitu gemas dengan benda kenyal yang semakin mengeras itu, makanya kukeluarkan jurusku yang pernah kubaca di buku-buku tentang cara membuat pasangan lebih terangsang, tapi untuk pengalamannya baru ini yang pertama. Aku kemudian turun ke bawah dan terus ke selangkangannya, baunya harum, jauh dari yang kuperkirakan sebelumnya, tanpa pikir panjang aku kemudian menjilati klitorisnya hingga semakin keras desahannya.
“Ahh.. Aaahh.. Ohmm.. Enak sayang yach di situ.. Ohmm..” erangnya lagi.
Tidak puas dengan cara berdiri seperti ini aku kemudian mengangkatnya ke atas meja dan mengangkangkan kakinya selebar mungkin dan aku duduk di kursi. Kemudian aku kembali mengeluarkan lidahku dan mengulas klistorisnya dan aku berusaha memasukkan lidahku sedalam mungkin dalam lubang vaginanya, seperti yang pernah kulihat diblue film. Kemudian lidahku semakin ke bawah dan aku menjilati anusnya tanpa merasa jijik.
“Kaammu.. Pinntarr.. Saayyaanng.. Oh ennakh sekaallii lidah kamu..” desahannya semakin kuat.
Mungkin kalau ruangan itu tidak kedap suara pasti sampai kedengaran hingga ruang tengah.
“Yach.. Bu.. Aku akan menjilati sampai Ibu puas..” ucapku sesat melepaskan jilatanku dan kembali menjilati anusnya.
Aku mengangkat kaki Bu Juliet ke atas dan kembali menjilati anusnya karena ia tahu aku menjilati anusnya ia menahan nafasnya sehingga kelihatan seperti sedang buang air, dan lubang anusnya perlahan membuka. Tanpa membuang kesempatan lidah bermain lebih dalam ke dalam lubang anusnya dan terus dan kembali ke liang kemaluannya yang semakin banjir oleh cairan kewanitaannya lalu kujilati dan sesaat kemudian ia memekik dengan kuat.
“Ah.. Ahh.. Soonn.. Ibuu tidak tahan lagi, masukin sakarang yach..” ujarnya di tengah desahannya semakin menjadi yang menambah semangatku.
Aku menyukai vaginanya, habis cairannya terasa sedikit asin dan enak, mungkin gurih bagiku. Aku tak peduli dengan permintaannya, lidahku semakin terus menjilati kemaluannya dan jari tengahku keluar masuk di lubang anusnya, sampai akhirnya.
“Ahh.. Ohhmm.. Ibuu, maauu keluuaarr saayaanng..” erangnya dan..
“Croott.. Creett.. Croot..” tubuh Bu Juliet mengejang dan kaku dan kemudian lemas setelah mengalami orgasme yang hebat, lidahku kubiarkan di dalam dan terasa otot vaginanya menjepit dan meremas lidahku.
Terbayang olehku pasti enak sekali jika batang kemaluanku yang ada di dalam liang kemaluannya ini. Lima menit kemudian kujilati dan kubersihkan kemaluannya dengan lidah, cairan maninya kujilati dan kutelan semua, habis rasanya enak dan aku suka sekali. Ia kembali terangsang dan aku kemudian berbisik kepadanya untuk pindah di tempat tidur. Aku menggendongnya dan menghempaskannya di tempat tidur, kakinya kubiarkan terjuntai ke bawah dan aku kembali mengangkang kakinya lebar-lebar dan kembali kujilati kemaluannya tapi lima menit kujilati ia duduk dan mendorong tubuhku.

“Sayang.. Sini Ibu pingin ngisep penismu..” katanya seranya memegang dan mengocok batang kemaluanku yang tegangnya sudah maksimal.
Ia berusaha memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya yang mungil. Pertama ia menjilati kepala kemaluanku, rasanya badanku terasa kesetrum keenakan, seluruh syarafku rasanya tegang, dan detik kemudian ia berusaha memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya. Baru sampai setengahnya aku menekan pantat ke depan, tanganku memegang kepala Bu Juliet.
“Ehk.. Akhh..” mulutnya tercekat tapi ia tak berusaha mengeluarkan kemaluanku dari mulutnya, akhirnya dengan usaha yang cukup lama kemaluanku masuk semua ke dalam mulutnya hingga ke pangkalnya.
Terasa sedikit ngilu ketika giginya menyentuh kepala kemaluanku, dan terasa benar olehku kepala kemaluanku sampai di tenggorokannya. Bu Juliet menatapku dengan bangga dan kemudian mengeluarkan dari mulutnya, dan setelah keluar ia menghisap dan mengocok serta mengeluar-masukkan kemaluanku ke dalam mulutnya.
“Ahh.. Ehh.. Eeennaakkhh..” ujarku sambil memegang kepalanya seolah-olah aku sedang menyetubuhi mulutnya.
15 menit berlalu dengan posisi ini aku kemudian mengangkatnya, dan menelentangkannya di atas spring bed mewah ini dan mengangkangkan kakinya lebar-lebar dan mengarahkan kemaluanku ke lubang senggamanya, kugosokkan kemaluanku pada klistorisnya, ia mendesah keenakan.
“Oohh.. Ennakhh Sayang ayo masukkan sekarang..!” pintanya.
Aku mengambil posisi lurus dan menekankan pantatku secara perlahan dan ternyata sulit juga memasukkan kemaluanku ke dalam lubang senggamanya, padahal kupikir pasti tidak terlalu sulit karena ia sudah melahirkan 2 orang anak dari lubang ini, tapi ternyata masih sangat sempit dan susah untuk dimasuki. Perlahan kumasukkan sedikit demi sedikit batang kemaluanku ke dalam lubang senggama yang kelihatannya sangat bersih dan lezat dijilati.
“Aahh.. Aoohh.. Terus.. Sayang..” rintihnya saat kemaluanku sudah masukkan 1/2 ke dalam lubang senggamanya dan aku
kemudian menekan sedikit lebih kuat, ia memekik kesakitan.“Auuwww.. Pelan-pelan Sayang.. Sakit.. ” katanya.“Maaf Bu, Sony bernafsu sekali..” kataku.
Aku kembali menekankan pantatku perlahan dan 3/4 sudah amblas di dalam vaginanya yang kempot ke dalam. Aku kembali menyentakkan pantatku dengan kuat dan ia kembali memekik kesakitan disertai lolongan panjang.
“Aaauuw.. Ahhwww..” desahnya.“Maaf Bu..” jawabku.
Aku menghentikan dan aku mengatakan bahwa bagaimana kalau istrihat saja dan berhenti saja dulu, tapi ia mencegahku dan malah ia menyuruhku untuk mengocoknya. Aku menurun-naikkan pantatku dengan tempo yang sangat lambat dan menekan kembali dengan sangat lambat, mungkin dengan begini otot vaginanya akan terbiasa menerima kemaluanku.
“Aahh.. Ehhtt.. Ohmm..” desahan Bu Juliet semakin membuatku bernafsu, aku merasakan seluruh kamaluanku dipijat sangat kuat oleh otot vaginanya. Nikmat sekali rasanya.
“Buu.. Ennakh.. Bu, punya Ibuu.. Semppiit sekaali Buu.. Ohmm..”
Aku mendesah dengan kuatnya, aku mempercepat tempo goyangan pinggulku. Keluar masuk dan sepertinya vaginanya sudah mulai terbiasa dengan penisku yang semakin mengeras. Cairan pelicin vagina Bu Juliet mengalir dengan derasnya sehingga menambah mudahnya pergesekan dinding vaginanya dengan batang kemaluanku, hingga berbunyi,
“Belbb.. Clebb.. Bleeb.. Clebb..”
Lalu, 15 menit kemudian Bu Juliet sepertinya sudah ngos-ngosan, ia mendekatku erat. Aku semakin bersemangat menaik-turunkan pantatku dengan cepat. Tanganku meremas payudara kanannya dengan kuat dan putingnya kutekan dengan kuat hingga keluar air yang berwarna putih dan ternyata itu air susu dan tanpa ampun aku menyedot puting berwarna coklat muda itu dengan kuat kuremas payudara itu dengan kuat, kedua-duanya tak luput dari hisapanku sehingga rangsangan pada Bu Lia semakin bertambah ini ditandai dengan desahan yang semakin kuat. Akhirnya 5 menit kemudian tubuh Bu Juliet menegang dan ia memeluk dengan erat sekali dan ia berteriak.
“Soonn.. Benamkan yang dalam sayang..” pintanya sambil menggoyang pinggulnya.
Tanpa ampun aku menusuknya dengan sangat sehingga terasa olehku pangkal rahimnya.“Akkuu.. Keluuaarr Soonn.., oohhmm eenaakhh..” pekik Bu Juliet dengan keras dan tubuhnya terasa bergetar hebat menandakan ia benar-benar mengalami orgasmes yang hebat.
“Croott.. Ccreett.. Crooeett..” dan mani Bu Juliet terasa sangat hangat dan banyak, mungkin sampai 7 kali semburan sehingga terasa vagina Bu Juliet becek dan dipenuhi oleh maninya sendiri.
Aku membiarkan kemaluanku di dalam vaginanya beberapa saat, kubiarkan dosenku yang cantik ini menikmati orgamesnya sambil memilin payudaranya supaya ia merasa kesempurnaan dari orgasme. 10 menit aku membiarkan kemaluan yang masih tegar dan belum merasakan akan adanya tanda akan orgasme
Dan kemudian Bu Juliet yang bermandikan keringat dan begitu pun tubuhku berkata, “Son.. Kamu hebat sekali, aku sudah 2 kali tapi kamu belum apa-apa.. Sayang..” katanya.
Kemudian aku bangkit dan mencabut penisku yang terasa licin, kemudian kujilati lagi cairan vaginanya sampai bersih, yah hitung-hitung membangkitkan lagi nafsu Bu Juliet. Aku mengambil posisi 69 dan kemudian setelah Bu Juliet kembali bernafsu aku meminta untuk bertumpu pada tangan dan sikunya. Aku akan melakukan doggy style.
Aku memasukkan kemaluan dari belakang dan ternyata tanpa sulit lagi kemaluanku amblas di dalam lubang kemaluannya.
“Bless..” Kemudian aku kembali mengocok Bu Juliet dengan penuh semangat, disertai desahan dan pekikan dari Bu
Juliet, begitu denganku berteriak dan mendesah dengan kuat.
“Ahh.. Ohhmm.. Eeennaakkhh.. Koccookk yang keenccang sayyaangg..” rintih Bu Juliet.
Aku menjilati lehernya dan tanpa hentinya meremas payudara yang mengeras dan pantatku maju mundur dengan sangat erotis dan beraturan. 15 menit kemudian Bu Juliet kembali mengejang, dan mencapai puncaknya.
“Ohhmm.. Akuu sampaii Soonn.. Sayaanngg..” desahnya dengan tubuh mengejang kaku.
Aku terus mengocoknya tanpa henti bahkan ruangan itu dipenuhi oleh bunyi buah pelir yang basah yang beradu dengan pahanya.
“Plok.. Plookk..” Dan bunyi lubang senggama Bu Juliet yang sedang beradu dengan batang kemaluanku. “Bleb.. Bleeb.. Cleeb..” Aku tidak peduli.
“Oh sayaangg ibu capek nih.. Tooloong berhentii sebbeentarr ya,” mohon Bu Juliet.
Aku tahu pasti rasanya ngilu dan geli sekali. Tapi aku tidak peduli bahkan beberapa menit kemudian Bu Juliet kembali mencapai orgasmenya yang keempat dan saat itu aku sudah merasakan aku sudah hampir keluar dan aku mempercepat goyangan pinggulku dan merubah posisiku dengan cara menidurkan Bu Juliet dan mengangkat sebelah kakinya dan memasukkannya dari samping, dan 10 menit kemudian aku merasakan sesuatu yang sudah terkumpul di ujung kemaluanku akan meledak.
“Aaahh.. Buu.. Soonnyy ssammpaii..” rintihku sampai mendekapnya dengan sangat erat.“Buu kuukeluuarkan diimannaa.. Buu..” tanyaku dalam rintihan.
“Dii.. Dalam aajaa sayaanng..” pintanya sambil mendekapku kuat.
“Saayyaangg.. Iiibuu.. Juugaa sampaii ssaayyaanngg kitaa saammaa saajaa.. Ooohhmm..”
Tubuhku merasakan tegang dan kaku, begitupun Bu Juliet yang orgasme yang kesekian kalinya, dan..
“Crreett.. Ccrrot.. Seerr..” Air maniku dan air mani Bu Juliet keluar bersamaan, kemaluanku sampai ke dasar rahim Bu Juliet.
Rasanya penuh sekali dan otot Bu Juliet semakin kuat menjepit kemaluanku. 15 menit aku terdiam menikmati sisa orgasmeku, begitu juga Bu Juliet, kemudian masih dalam keadaan berpagutan Bu Lia memujiku.
“Sayang, belum pernah Ibu merasakan orgasme sampai lima kali dalam satu ronde sebelumnya, tapi baru sekarang, kamu begitu hebat, kamu orang pertama bermain dengan Ibu selain dengan suamiku..” katanya sambil mengecup bibirku.
“Bu, baru sekali ini aku bersetubuh Bu, Ibu yang mengambil keperjakaanku, rasanya enak sekali Bu.. Memek Ibu enak sekali sedotannya asyik,” balasku pada Bu Juliet.
“Kemaluanmu enak sekali.. Sayang, dan rasanya manimu kental sekali Sayang, sampai sekarang rahim Ibu terasa hangat,” ujarnya.
“Boleh tidak Sony ulangi lagi..?” pintaku menatap matanya.
“Tentu saja boleh Sayang, tapi izinkan dulu Ibu istirahat sebentar yach..” katanya sambil memeluk tubuhku.
Aku hanya mengangguk kecil, dan dalam hitungan menit Bu Juliet sudah terlelap, sedangkan aku setelah mencabut batang kemaluanku kupandingi tubuh Bu Juliet dan aku berpikir dan seolah tak percaya aku telah bersetubuh dengan dosenku yang tadinya kuhormati. 2 jam sudah Bu Juliet terlelap dan ketika ia terbangun aku sedang asyik menjilati lubang senggamanya dan lubang anusnya. Jam waktu itu menunjukkan pukul 12:10 karena aku sempat melirik jam dinding.
“Oh Sayang, kamu lagi cari apaan Son..?” tanyanya sedikit bercanda.
“Cari Biji kerang, Bu,” balasku lagi dalam canda.
Kemudian tanpa buang waktu kusuruh ia menungging, aku mau merasakan lubang anusnya. Lalu kuarahkan kemaluanku yang telah mengacung keras ke lubang pantatnya itu.
“Ahh, sayaangg jangan dii situu donng.. ” pintanya.
“Blebb..” Belum habis ia bicara, kudorong pantatku dengan kuat.
“Akhh.. Ehheekk.. ” jeritnya.
“Buu, saya inngin rasakan lubang pantat Ibu..” pintaku sedikit memohon.
“Pelan-pelan yach.. Sakit Sonn.. ” pintanya.
Aku mengocok lubang anusnya dengan penuh semangat, kupikir Bu Juliet tidak akan menikmatinya tetapi malahan ia malah cepat keluar dan bahkan lebih banyak dan lebih sering dari yang sebelumnya dan aku mengeluarkan spermaku di dalam anusnya hingga aku kecapaian dan tertidur dengan pulas, begitu pun dengan Bu Juliet.
Paginya kami mengulangi lagi hingga puas, pukul 11: 30 siang aku pulang karena ada kuliah nanti jam 02:00. Di kampus aku bertemu dengan Bu Juliet, ia hanya melirikku dan memberikan senyuman maut sekilas. Kulihat jalannya agak lain, agak sedikit terangkat, katanya masih sakit di bagian anusnya, habis memang aku memaksanya untuk bermain di situ dan ternyata lebih nikmat. Kata Bu Juliet aku yang pertama mencicipi lubang pantatnya dan menelan maninya.
Sejak saat itu aku semakin sering bermain ke rumah Bu Juliet, yach untuk membantu Bu Juliet menyelesaikan pekerjaannya (hee.. Hee.. Hee..). Tentu asal Bu Juliet tidak menolak, begitupun aku selain nilai Kalkulusku A+ aku juga dikasih uang yang cukup banyak setiap bermain dengan Bu Juliet yang cantik. Bahkan ia berjanji mau menukar mobil tuaku dengan mobil Ferrari sport.
Perlu pembaca ketahui kami tidak melakukan di kamar saja, tapi juga di bathtub, di ruang tengah, ruang tamu, garasi, di kolam renang (di saat malam), dan di dalam mobil bahkan kami juga pernah melakukannya di dalam kelas dan aula di saat mahasiswa telah bubar semua. Huh.. Memang dasar kalau udah jodoh siapapun nggak bakal bisa memisahkan. – Sex Hot, Cerita Dewasa, Cerita Sex Terbaru, Ngentot Hot Terbaru 2016