CERSEX PEMBANTU NAKAL YANG MENGINTIPKU SAAT MANDI

CERSEX PEMBANTU NAKAL YANG MENGINTIPKU SAAT MANDI

Payudara Besar Pembantu Nakal


Cerita Seks BergambarCerita Sex DewasaCerita Mesum NgentotCERSEX PEMBANTU NAKAL YANG MENGINTIPKU SAAT MANDI– Sepeninggal Lastri, kami mendapat seorang pembantu baru dari sebuah yayasan penyalur tenaga kerja yaitu seorang wanita berumur 23 tahun bernama Atun. Atun berambut lurus sebahu, berperawakan sedang , berkulit sawo matang dengan wajah yang manis, tinggi sekitar 160 cm , badan ramping dengan berat badan sekitar 50 kg, dengan tetek yang besarnya sedang saja. Yang agak istimewa dari penampilan Atun adalah matanya yang bagus dengan lirikan-lirikan yang kelihatannya sedikit seperti pembantu nakal.

Hari pertama kedatangannya , saat memperkenalkan diri , ia tampak tidak banyak bicara, hanya saya melihat bahwa matanya sering melirik dan memperhatikan celana saya terutama pada bagian kemaluan. Saya berpikir, ” akh, pembantu nakal nih… “. Ternyata Atun ini baru menikah dua bulan lalu dan karena desakan kebutuhan ekonomi saat ini sedang terpisah dari sang suami yang bekerja menjadi TKI di Timur Tengah.

Setelah beberapa hari bekerja pada kami, ternyata Atun cukup rajin dan dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat. Memasuki minggu kedua, saya mendapat gilirin kerja shift dari kantor, yaitu shift ke 2, sehingga saya harus mulai bekerja mulai dari jam 15:00 sampai dengan jam 23:00.

Jadi bila pulang telah larut malam, biasanya isteri saya sudah tidur dan bila ia tidur, ia mempunyai kebiasaan tidur yang sangat lelap dan sangat susah sekali untuk dibangunkan ; dan bila saya terbangun pada pagi hari, isteri sudah berangkat kerja, sehingga biasanya kami hanya berhubungan melalui telephone saja atau ia menuliskan pesan dan menempelkannya di kulkas.

Suatu malam sepulang kerja, Atun seperti biasa membuka pintu dan setelah itu ia biasanya menyiapkan air panas untuk saya mandi. Sedang saya asyik mandi dan menggosok-gosok tubuh saya, saya mendengar suatu bunyi halus dibalik pintu kamar mandi, sambil berpura-pura tidak tahu saya tiba-tiba menunduk dan mencoba melihat dari celah yang ada dibawah pintu tersebut.

” hah….” , saya kaget juga, karena disitu terlihat sepasang kaki yang dalam posisi sedang men-jinjit menempel dipintu kamar mandi. Wah, ternyata saya sedang diintip , oleh siapa lagi kalau bukan Atun. Saya tetap pura-pura tidak tahu saja dan mulai memasang aksi ; saya mulai menggosok-gosokan sabun kebagian ****** saya, meremas-remas sehingga ****** saya pun mulai bangun dan menjadi keras, sambil terus meng-kocok-kocok ****** saya, saya juga berusaha untuk berkonsentrasi mendengar suara dibelakang pintu itu. Dari situ terdengar desahan halus yang sedikit lebih keras dari tarikan nafas.

“Naah…lo….rasain ” , kata saya dalam hati. Selesai mandi, saya langsung saja keluar dengan memakai handuk yang dililitkan kebadan bagian bawah saya, ****** saya masih dalam posisi menegang keras, jadi terlihat menonjol dari balik handuk. Saya tetap berpura-pura tidak tahu apa-apa dan berjalan kearah belakang untuk menaruh pakaian kotor.

“pep…..pak….. bapak mau emm.. makan”, sapa Atun ,

“oh… enggak Tun, sudah makan… tolong bikinkan kopi saja”, jawab saya sambil saya perhatikan wajahnya. Ternyata wajah Atun terlihat pucat dengan tangan yang agak gemetaran.

“eeh…kamu kenapa Tun,…..sakit yaa ?”, tanya saya
“ah , tidak pak….. saya cuma sedikit pusing aja”, jawab Atun
“Iyaa…Tun….saya juga sedikit pusing… apa kamu bisa mijitin kepala saya”

“beb…bis…bisa pak”, jawab Atun tergagap, sembari matanya terus menerus melirik kearah ****** saya yang menyembul. Sayapun masuk kekamar dan mengganti handuk dengan sarung tanpa memakai celana dalam lagi, dan tidak lupa memeriksa isteri saya; setelah saya perhatikan ternyata isteri saya tetap tertidur dengan pulas sekali. Sayapun duduk disofa didepan televisi sambil menunggu Atun membawa kopi, yang kemudian ditaruhnya dimeja didepan saya.

“Tun….tolong nyalakan tv-nya”

Atun berjalan kearah televisi untuk menyalakan , saat televisi telah menyala saya bisa melihat bayangan tubuh Atun dari balik dasternya. “wah….boleh juga”, terasa denyutan di ****** saya, nafsu saya mulai memuncak.

“Tun…. tolong kecilkan sedikit suaranya”, kata saya, Saat ia mengecilkan suara televisi itu, Atun sedikit membungkuk untuk menjangkau tombol tv tersebut, langsung tubuhnya terbayang dengan jelas sekali , Atun ternyata tidak memakai BH dan puting teteknya terbayang menonjol bagaikan tombol yang minta diputar.

“lagi sedikit Tun….” kata saya mencari alasan untuk dapat melihat lebih jelas. Aduh , denyutan di ****** saya pun makin keras saja.

“Ayo ..Tun..pijitin kepala saya” kata saya sambil bersandar pada sofa. Dengan agak ragu, Atun mulai memegang kepala saya dan mulai memijat-mijat kepala saya dengan lembut.

“nah..gitu….baru enak, kata saya lagi, “tapi film-nya kok jelek banget yaa…”
“iya..pak…film-nya film tua..” katanya.

“kamu mau lihat film baru”, kata saya sambil langsung berdiri dan menuju kearah lemari televisi untuk mengambil sebuah laser disk dan langsung saja memasangnya, film itu dibintangi oleh artis bf, sebuah film jenis hardcore yang sungguh hot. Atun si pembantu nakal kembali memijat kepala saya sambil menanti adegan film tersebut.

Saat adegan pertama dimana aktornya mulai melakukan french kiss dan meraba ****** lawan mainnya , tangan Atun mengejang dikepala saya, terdengar ia menarik nafas panjang dan pijatan tangannya bertambah keras. Saya mengangkat kepala dan melihat keatas kearah Atun; terlihat matanya terpaku pada adegan di layar, biji matanya kelihatan seperti tertutup kabut tipis, ia benar-benar berkonsentrasi melihat adegan demi adegan yang diperankan oleh aktor tersebut.

Sekitar seperempat jam kemudian, terasa pijatan dikepala saya berkurang, karena hanya satu tangannya saja yang dipakai untuk memijat sedangkan setelah saya tengok kebelakang ternyata tangannya yang satu lagi terjepit diantara selangkangannya dengan gerakan menggosok-gosok. Desahan nafasnya menjadi keras buru memburu. Atun si pembantu nakal terlihat bagai orang sedang mengalami trance dan tidak sadar akan perbuatannya.

Cerita Seks BergambarCerita Sex DewasaCerita Mesum Ngentot

Payudara Besar Pembantu Nakal


Saya langsung saja berdiri dan menuju kebelakangnya; sarung saya jatuhkan kelantai dan dalam keadaan telanjang saya tekan ****** saya ke arah belahan pantatnya sedangkan mulut saya mulai menjalar ke leher Atun, menjilat-jilat sambil menggigit pelahan-lahan.

Kedua tangan saya bergerak kearah teteknya yang menantang dan meremas-remas sambil sesekali memuntir-muntir putingnya yang cukup panjang. Atun tetap seperti orang yang tidak sadar, matanya hanya terpaku kelayar kaca melihat bagaimana sang aktor menjepit pinggang lawan mainnya sambil mengayunkan pinggulnya ke kanan kekiri. Dengan cepat saya membuka dasternya sampai terlepas;

Atun si pembantu nakal diam saja juga saat saya memelorotkan celana dalamnya. Sambil tetap memeluknya dari belakang, saya menggeser kakinya agar selangkangannya lebih terbuka sehingga saya bisa mengarahkan ****** saya ke lubang memeknya. Saat kepala ****** saya mulai memasuki memeknya yang sudah basah, Atun sedikit tersentak, tapi saya terus menyodok kedalam sehingga ****** saya terbenam seluruhnya.

“aaaaaaaakh…..pak” , desah Atun lirih, “ennnaaaak….paaaaak”

Saya tetap menekan dan kemudian mulai menarik ****** saya. Waah…. memek Atun bagaikan menjepit ****** saya dan seperti tidak mau melepaskan ****** saya. Memek Atun ternyata sempit sekali dan ****** saya terasa bagaikan dihisap-hisap dan diremas-remas dengan denyutan-denyutan yang sungguh nikmat sekali.

Saya menarik dan menekan dengan kuat secara berulang-ulang sehingga biji saya terdengar beradu dengan pantat Atun yang mulus, plak….plak….plak….. saya tetap memeluknya dari belakang dengan tangan kiri yang tetap berada di tetek sedangkan jari tangan kanan saya berada di dalam mulut Atun.

Mulut Atun si pembantu nakal menghisap-hisap jari saya bagaikan anak bayi yang telah kelaparan mendapatkan susu ibunya , matanya terpejam bagai orang sedang bermimpi. Badannya separuh , dari pinggang keatas condong kedepan, membungkuk pada sandaran sofa, sedangkan pinggangnya berusaha untuk mengimbangi gerakan maju mundur yang saya lakukan.

Bila saya menekan ****** saya untuk membenamkannya lebih dalam kelubang memeknya, Atun segera mendorong pantatnya kebelakang untuk menyambut gerakan saya dan kemudian secara cepat mengayunkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan bergantian. Aah ….. Atun, ternyata luar biasa enaknya memek kamu.

Saya benar-benar menikmati tubuh dan memek Atun. Kami melakukan gerakan-gerakan seperti ini selama beberapa waktu, sampai suatu saat badan Atun mengejang , kedua kaki nya juga mengejang serta terangkat kebelakang . Memeknya meremas dan menghisap-hisap ****** saya dengan keras dan berusaha untuk menelan ****** saya seluruhnya.

“aaaaaaaaaaaaahhhhh …..” desah Atun panjang Akhirnya saya juga tidak tahan lagi, saya peluk badannya dan saya tekan ****** saya kuat-kuat kedalam memek Atun. Saya pun melepaskan cairan mani saya kedalam lubang memek Atun yang begitu hangat dan menghisap.

“hhhhheeeeeeeeeh” creeet…….creettt…..creet tttt Kami berdua langsung lunglai dan tertekuk kearah sandaran sofa dengan posisi ****** saya masih ada di dalam jepitan memek Atun. Setelah kami recover, saya buru-buru memungut sarung, mematikan televisi dan berdua berjalan kearah belakang ; Atun langsung berbelok kekamarnya, tapi sebelumnya ia berkata halus, ” terima kasih yaa… pak” dan sambil tersenyum nakal ia meremas ****** saya.

Saya langsung mandi lagi untuk membersihkan keringat yang mengalir begitu banyak, setelah itu ke kekamar berbaring sambil memeluk isteri saya dan tertidur lelap dengan puas. Dipagi hari saya tersentak bangun karena merasakan sepasang tangan yang mengelus-elus ****** saya, secara refleks saya melihat jam dinding dan melihat jam sudah menunjukan pukul sembilan pagi.

” looo ..” , pikir saya ” kok isteri saya tidak bekerja hari ini”
Langsung saya mengangkat kepala melihat kebawah; lho…. ternyata bukan isteri saya yang sedang mengelus-elus ****** saya tetapi Atun yang sedang menunduk untuk mencium ****** saya, yang sudah keras dan tegang.

“Tun….. ayo naik kesini”, kata saya kepadanya, sambil bangun terduduk saya menarik badannya dan mulai membuka dasternya, ternyata Atun si pembantu nakal sudah tidak memakai apa-apa dibalik dasternya. Langsung saya balikkan badannya dan mulai mencium memeknya yang wangi, sedangkan Atun langsung juga mengulum ****** saya dimulutnya yang kecil; waah Atun langsung cepat belajar dari tontonan film tadi malam rupanya.

Saya mulai menjilat-jilat memeknya dan sesekali mengulum serta mempermainkan klentitnya dengan lidah saya, Atun tergelinjang dengan keras dan terdengar desahannya, “hheeeh….heeeehhh” Dari lubang memeknya mengalir cairan hangat dan langsung saja saya jilat ….. mmmh…enaknya… Setelah itu saya tarik Atun untuk jongkok di atas badan saya, sedangkan saya tetap terlentang dan Atun mulai menurunkan badannya dengan lubang memeknya yang sempit itu tepat kearah batang ****** saya yang sudah sangat tegang sekali.

“hhhheeehhhh”….cleeeep, batang ****** saya masuk langsung kedalam lubang memeknya dan terbenam sampai keujung biji saya, “oooohh enak bener Tun….memek kamu” kata saya, Atun sudah tidak menjawab lagi, dia menaikkan pantatnya dan kemudian dengan cepat menurunkannya dan memutar-mutar pinggulnya dengan cepat sekali berkali-kali,

sambil terpejam dia mendesah-desah panjang terus menerus karena keenakkan….. Batang ****** saya terasa mau putus karena enaknya memek Atun, benar-benar nikmat sekali permainan dipagi hari ini; Sesekali saya duduk untuk memeluknya dan terus meremas-remas teteknya yang keras.

“ooooh …. Atun….ennaaaak” Atun kemudian berhenti sebentar dan memutarkan badannya sehingga pantatnya menghadap wajah saya, sambil terus menaik-turunkan pantatnya, memeknya tetap menjepit batang ****** saya dengan jepitan yang keras dan berdenyut-denyut…..

Akh , akhirnya saya tidak tahan lagi, sambil memeluk pinggangnya saya berusaha menekan batang ****** saya sedalam-dalamnya dilubang memek Atun , badan Atun pun mengejang dan bersama-sama kita mencapai orgasme. Pagi hari itu saya dan Atun si pembantu nakal bermain sampai jam 13:00 siang, berkali-kali dan berbagai-bagai gaya dengan tidak bosan-bosannya.

Sejak pagi itu, saya selalu dibangunkan oleh isapan lembut dari mulut mungil Atun si pembantu nakal, kecuali bila hari libur dimana isteri saya berada di rumah. END by www.DILIPUT6.BLOGSPOT..com Baca kisah seks bergambar terbaru sebelumnya yang tidak kalah seru dan dapat meningkatkan birahi mu yang berjudul Cersex Mama bertubuh Mulus Cantik
 – Cerita Seks Bergambar, Cerita Sex Dewasa, Cerita Mesum Ngentot

Cersex Mama bertubuh Mulus Cantik

Cersex Mama bertubuh Mulus Cantik Terbaru, Cerita Panas Dewasa, Cerita Mesum Seru – Kali ini Diliput6 akan membagikan kisah incest anak main dengan ibunya dengan judul “ Mama, Sosok Ibu Yang Mampu Memenuhi Hasrat Seksku Sebagai Lelaki ” . Sebelum membaca silahkan siapkan tisu terlebih dahulu, selamat menikmati.





Sebenarnya aku teramat malu untuk menceritakan kejadian tragis ini, bagaimanapun ini rahasia keluarga, aku dan mama. Waktu itu hari Minggu pagi, pertengahan bulan Desember 2014, ketika liburan sekolah semester ganjil, semester pertama setelah di SMU.

Pada hari itu aku diminta mama untuk mengantar ke Solo, katanya ada acara reuni dengan teman-temannya di kota Solo. Dengan sepeda motor pemberian mama sebagai hadiah ulang tahun ke-17 juga sebagai hadiah aku diterima di salah satu SMA negeri bonafid di kabupaten, aku antar mama ke Solo, tepatnya di kota Palur.

Sesampainya di tujuan, sudah banyak teman mama yang hadir. Mereka datang berpasangan (mama sudah menjanda ketika aku duduk di kelas II SMP, papa tertangkap menghamili gadis tetangga). Semula aku kira mereka pasangan suami istri atau ibu dengan puteranya sepertiku, namun lama-lama aku menjadi sangsi. Bagaimana tidak, meskipun selisih usianya cukup jauh tapi mereka tampak begitu mesra.

Bahkan ketika mama memperkenalkan aku kepada teman-temannya sebagai anaknya, mereka semua tidak percaya, malah-malah mereka bilang mama hebat dalam memilih pasangan. Beberapa lelaki, yang semula aku anggap suami-suami mereka, banyak yang memberi semangat kepadaku.

Menurut mereka, aku merupakan lelaki yang beruntung bisa mendapatkan cewe seperti mama, selain cantik, muda dan tidak pelit namun yang lebih penting duitnya banyak. Sebenarnya aku malu, marah dan kesal. Bagaimana tidak marah, mereka tetap tidak percaya kalau aku anak mama yang sebenarnya. Namun demi melihat mama hanya tersenyum saja, aku tak menampakkan kesemuanya itu.

Dalam perjalanan pulang mama baru cerita semuanya kalau sebenarnya mereka bukan suami istri atau ibu dengan anak-anaknya, mereka merupakan pasangan idaman lain (PIL). Mama juga cerita mengapa tadi hanya tersenyum waktu mereka bilang aku pasangan mama dan hanya sedikit membela diri bahwa aku anaknya yang sebenarnya.

Menurut mama susah menjelaskan kepada mereka kalau aku anak mama yang sebenarnya, karena dihati mereka sudah lain. Mama juga cerita kenapa mengajak aku untuk mengantar ke acara tersebut, selain aku libur juga mama akan susah menolak seandainya nanti lelaki (gigolo) yang mereka tawarkan kepada mama jadi datang. Selama ini sudah sering mama diolok-olok oleh mereka. Mama dikata sebagai janda muda yang cantik dan punya uang tapi kuper. Dan jadwal selanjutnya, tahun baru (siang) di yogyakarta, di rumah Tante Ina.

Dua minggu sejak pertemuan di Solo, Tahun Baru pun datang, 1 Januari 2015. Dengan sepeda motor yang sama aku antar mama ke rumah Tante Ina di yogyakarta. Sengaja untuk acara ini aku minta mama untuk membeli beberapa pakaian, aku tidak terlalu kalah gengsi dengan cowok-cowok mereka. Sesampainya kami di di rumah Tante Ina, teman-teman mama sudah banyak yang datang lengkap dengan centheng-centhengnya. Ketika datang kami disambut dengan peluk dan cium mesra.

Rumah Tante Ina cukup besar dan luas, cukup untuk menampung lebih dari 30 orang. Acara dibuka dengan sambutan selamat datang dan selamat tahun baru dari tuan rumah, dilanjutkan dengan makan bersama dan seterusnya acara biasa “ngerumpi”. Entah usul dari siapa, diruangan tengah menyetel VCD porno. Kata mereka biasa untuk menghangatkan suasana yang dingin karena musin hujan.

Bisa dibayangkan bagaimana perasaanku, diusia ke-17 dikala tingkat birahi sedang tumbuh menyaksikan kesemuanya ini. Mamapun juga tampak kikuk terhadapku, terlebih ketika Tante Astuti dan pacarnya tampak asyik bercium mesra disampingku dengan tangannya yang gencar menjelajah dan suaranya yang cukup berisik. Dan diantara kegelisahan itu, Tante Ina membisikkan kepada kami kalau mau boleh menggunakan kamar diatas.

Sambil menyerahkan kunci dia ngeloyor pergi sama pacarnya. Aku dan mama hanya tersenyum, tapi ketika aku toleh di sekeliling sudah kosong, yang ada tinggal Tante Melani dan Tante Yayuk beserta pasangan mereka masing-masing, dimana pakaian yang mereka kenakan juga sudah kedodoran dan tidak lengkap lagi. Dengan rasa jengah mama mengajakku ke lantai atas.

Di lantai atas, di kamar yang disediakan untuk kami, tidak banyak yang dapat dilakukan. Kasur yang luas dan kain sprei yang berwarna putih polos hanya menambah gairah mudaku yang tak tersalurkan. Mama minta maaf, kata mama kegiatan semacam ini tidak biasanya diadakan waktu siang hari, dan baru kali ini mama ikut didalamnya (biasanya mama tidak hadir kalau acara malam hari). Sewaktu akan keluar kamar mama sengaja membuat rambutnya tampak awut-awutan (biar enggak ada yang curiga, katanya).

Waktu menunjukkan pukul 15.30 wib acara selesai. Pertemuan selanjutnya dikediaman Tante Astuti di Solo, bertepatan hari ulang tahun Tante Astuti yang ke-42. Sejak acara mendadak di rumah Tante Ina, selama dalam perjalanan pulang, mama tak banyak bicara. Kebekuan ini akhirnya cair waktu kami istirahat isi bensin.

Satu hal yang tak dapat kulupa dari mama, ketika akan keluar kamar atas tidak tampak penolakan mama waktu aku sekilas mencium pipi dan bibirnya serta waktu akan pamitan pulang mama juga tampak santai ketika tanganku sekilas meremas buah dadanya. Ketika aku tanyakan semua ini, mama hanya tersenyum dan mengatakan kalau aku mulai nakal.



Sehari menjelang pertemuan di rumah Tante Astuti mama tanya sama aku, mau datang apa enggak karena malam hari dan takut hal-hal seperti dirumah Tante Ina yang lalu akan terulang. Karena bertepatan hari ulang tahun Tante Astuti aku sarankan hadir, masalah yang lalu kalau memang harus terjadi yach itung-itung rejeki, kataku sambil berkelakar.

5 Februari 2015 di rumah Tante Astuti suasana hingar-bingar. Maklum Tante Astuti seorang janda sukses dengan seorang putera yang masih kecil. Dalam acara hari ini Tante Astuti sengaja mendekorasi rumahnya dengan suasana diskotik. Dentuman musik keras, asap rokok dan bau minuman beralkohol menyemarakkan hari ulang tahunnya.

Setelah memberikan ucapan selamat dan mencicipi makan malam acara dilanjutkan dengan ajang melantai. Sebenarnya mama sudah berusaha untuk tidak beranjak dari tempat duduknya, namun permintaan Tante Susan agar mama bersedia berdansa dengan relasi Tante Susan jualah yang membuat mama bersedia bangkit. Tak tega aku melihat kekikukan mama apalagi relasi Tante Susan tampak berusaha untuk mencium mama, serta merta akupun berdiri dan permisi kepada relasi Tante Susan agar mama berdansa denganku.

Kujauhkan rasa sungkan, malu dan grogi. Kurengkuh pinggang mama sambil terus berdansa kuajak ke arah taman untuk istirahat minggir dari keramaian pesta. Dibangku taman bukan ketenangan yang kudapat, justru yang ada Tante Vita dan Tante Mitha dengan pasangannya asyik bercumbu mesra. Kepalang tanggung mau kembali ke pesta kasihan mama yang sudah cukup lelah selain tak enak sama mereka karena kalaupun kembali ke dalam harus melewati Tante Vitadan Tante Mitha.

Akhirnya mama memutuskan kami tetap dibangku taman sambil menunggu pesta usai. Supaya Tante Vitadan Tante Mitha tidak merasa jengah, mama memintaku untuk menciumnya. Awalnya hanya sekedar pipi dan sekilas bibir namun demi mendengar dengus nafsu Tante Yani, nafsu mudaku pun tak dapat kutahan. Tak hanya kecupan, justru pagutan yang lebih dominan dan tanpa sadar entah kapan mulainya, tangan ini sudah bergerilya di dalam baju mama, memeras, memilin dan ….. hingga teriakan nafsu Tante Mitha menyadarkan perbuatanku atas mama.

Bercampurlah rasa malu, bersalah dan entah …. pada diri ini, aku mengajak mama untuk segera pamit kepada tuan rumah meskipun Tante Astuti menyarankan kami menginap dirumahnya.

Sesampainya dirumah kutumpahkan rasa sesalku atas perbuatan tak senonohku pada mama. Lagi-lagi mama hanya tersenyum dan mengatakan tak apa-apa, wajar orang lupa dan khilaf apalagi suasana seperti di rumah Tante Vita yang serba bebas. Sambil iseng aku bertanya mengapa waktu itu mama tidak menolak. Kata mama supaya Tante Vitadan Tante Mitha tak terganggu apalagi waktu itu aku tampak bernafsu sekali. Oleh mama aku tak perlu memikirkan yang sudah-sudah dan sambil beranjak tidur mama masih sempat mencium pipiku.

Namun bagaimana aku bisa tak perlu memikirkan yang sudah-sudah sementara nafsu sudah bersimaharajalela. Karena tetap tak bisa tidur, dengan terpaksa tengah malam (+ 02.00 wib) kubangunkan mama. Dikamar tengah kucumbu mama, kucium, kupagut dan tangan ini tak terhalang bergentayangan disekujur tubuh mama. Namun tangan ini akhirnya berhenti sebelum sampai pada tujuan akhir, tempat yang teramat khusus.

Pagi harinya tak tampak kemarahan pada wajah mama, sambil sarapan pagi mama malah berkata kalau aku mewarisi sifat-sifat papa yang nakal tanpa menegur kelakuanku tadi malam. Bahkan mama geleng-geleng kepala ketika aku pamit berangkat sekolah kucium bibirnya didepan pintu.

4 April 2015 genap sudah 18 tahun usiaku, hari itu terasa lama sekali menunggu sore. Hari itu aku menunggu-nunggu hadiah ulang tahun spesial yang telah dijanjikan mama. Dua hari yang lalu, aku ditanya mama ingin hadiah apa untuk merayakan hari ulang tahunku. Sudah cukup banyak hadiah ulang tahun yang aku punya seperti : motor atau komputer. Akhirnya aku katakan pada mama, kalau mama tidak keberatan aku mau mama. Sekilas mama terdiam, ada perasaan tidak percaya atau tidak dapat menerima permintaanku. Aku dikira bercanda lagi dan mama bertanya sebenarnya aku mau hadiah apa, aku bilang pada mama kalau aku tidak bercanda kalau aku mau mama.

Dua hari mama terdiam, dua hari kami tidak bertegur sapa. Aku kira mama marah atas permintaanku terdahulu. Pagi hari tadi setelah sarapan aku minta maaf pada mama atas permintaanku dua hari yang lalu dan sekaligus aku bermaksud menarik permintaanku.

Namun mama berkata lain, bahwa permintaanku dua hari yang lalu akan mama penuhi. Aku nanti malam diminta tidak mengundang teman-temanku dan aku juga diminta untuk mempersiapkan diri. Timbul dihatiku rasa senang, cemas, grogi, bahagia dan entah…. Spontan kucium mama, kucium pipinya, kucium bibirnya dan kucium matanya serta kupeluk erat.

Selepas pulang kerja tadi sore mama tidak keluar dari kamarnya. Baru tepat pukul 21.30 wib bersamaan dengan selesainya acara Dunia Dalam Berita di TVRI mama memanggilku untuk ke kamarnya. Dengan gemuruh hati yang berdetak keras kuhampiri kamarnya dan kudapati mama di depan pintu dengan tubuhnya terbalut kain sprei. Sambil tersenyum manis mama mencium bibirku dan mulai melepas satu-persatu pakaian yang kukenakan. Tak kudapati wajah keterpaksaan pada mama, bahkan dengan serta merta tangan mama meraba dan mengelus dengan lembut ketika pakaian yang kukenakan tinggal celana dalam saja.

Dengan nafsu dan gairah yang menggelegak kuserang mama. Kucium, kupeluk, kucumbu dan dengan kekuatan prima kuakhiri perjakaku yang disambut mama dengan belitan yang memabukkan, yang menuntuk terus dan selalu terus, entah berapa kali malam itu birahi kutuntaskan.

Ada terbersit rasa bangga, puas dan plong ketika kutemukan mama tertidur pulas dengan bertelanjang dalam pelukanku. Kucium keningnya, namun ketika aku akan bangun mama menahanku dan dengan kelihaiannya mampu membangkitkan lagi gairah birahiku. Dan pagi hari itupun menjadi pagi yang teramat indah. Sebelum aku meninggalkan kamarnya mama mencium pipi dan bibirku sekilas sambil mengucapkan selamat ulang tahun kepadaku.

Entah mengapa dengan mama aku bisa begitu bergairah, semenjak kejadian di rumah Tante Vitadi Yogyakarta yang lalu setiap memandang mama selalu timbul birahiku. Di sekolah tak kurang gadis sebaya yang lebih cantik yang tak menolak aku pacari, namun justru dengan mama birahiku timbul. Tapi harus diakui meskipun mama sudah cukup umur namun memang masih cantik, putih, tinggi, sintal, supel, luwes, berisi dan semenjak itu, hampir tiada batas penghalang antara aku dan mama.

Dimana tempat dan dimana waktu, kalau aku mau mama selalu memenuhi. Dengan mama birahiku tak padam-padam. Setiap acara teman-teman mama selalu menjadi acara luar kota yang sangat mengasyikan dan menjadi acara favorit yang selalu aku tunggu-tunggu.

Sungguh permainan ranjang mama menjadi suatu candu hidupku, sore hari, sebelum tidur, sebelum belajar bahkan sebelum berangkat sekolah pun mama selalu siap. Dengan lemah-lembut, keayuan, kepasrahan, dan naluri keibuannya mama memenuhi hasratku sebagai lelaki.

Hingga kini, ketika istriku tengah mengandung anakku yang ketiga, dimana istri sedang tidak laik pakai, kembali mama sebagai penyelamat saluran nafsuku dan entah sampai kapan lagi kami masih harus begini. END by diliput6 diliput Terbaru, Cerita Panas Dewasa, Cerita Mesum Seru


Cersex Pemberian Benih Anak Di Dalam Vagina Pembantu

Cersex Pemberian Benih Anak Di Dalam Vagina Pembantu - Cerita SeksTerbaru, Cerita Panas Dewasa, Cerita Mesum Seru – Kali ini akan membagikan kisah 17+ dengan judul “Cersex Pemberian Benih Anak Di Dalam Vagina Pembantu” . Sebelum membaca silahkan siapkan tisu terlebih dahulu, selamat menikmati.



Saat itu aku baru lulus SMA, aku melanjutkan kuliah di Bandung. Di sana aku tinggal di rumah pamanku. Paman dan bibi dengan senang hati menerimaku tinggal di rumah mereka, karena paman dan bibiku yang sudah 4 tahun menikah belum juga punya anak sampai saat itu, jadi kata mereka biar suasana rumahnya tambah ramai dengan kehadiranku.

Memberikan Kenikmatan ML Di Vagina Bibi Dan Pembantu
Kumpulan Cerita Seks Dewasa Baru
Pamanku ini adalah adik ibuku paling kecil, saat itu dia baru berumur 35 tahun. Rumah pamanku sangat luas, di sana ada kolam renangnya dan juga ada lapangan tenisnya, maklum pamanku adalah seorang pengusaha sukses yang kaya. Selain bibiku dan pamanku, di rumah itu juga ada 3 orang pembantu, 2 cewek dan seorang bapak tua berusia setengah umur, yang bertugas sebagai tukang kebun.

Bibiku baru berumur 31 tahun, orangnya sangat cantik dengan badannya yang termasuk kecil mungil akan tetapi padat berisi, sangat serasi berbentuknya seperti gitar spanyol, badannya tidak terlalu tinggi kurang lebih 155 cm. Dadanya yang kecil terlihat padat kencang dan agak menantang. Pinggangnya sangat langsing dengan perutnya yang rata, akan tetapi kedua bongkahan pantatnya sangat padat menantang. Wajahnya yang sangat ayu itu, manis benar untuk dipandang. Kulitnya kuning langsat, sangat mulus.

Kedua pembantu cewek tersebut, yang satu adalah janda berumur 27 tahun bernama Trisni dan yang satu lagi lebih muda, baru berumur 18 tahun bernama Erni. Si Erni ini, biarpun masih berumur begitu muda, tapi sudah bersuami dan suaminya tinggal di kampung, bertani katanya.

Suatu hari ketika kuliahku sedang libur dan paman dan bibiku sedang keluar kota, aku bangun agak kesiangan dan sambil masih tidur-tiduran di tempat tidur aku mendengar lagu dari radio.
Tiba-tiba terdengar ketukan pada pintu kamarku, lalu terdengar suara, “Den Eric.., apa sudah bangun..?” terdengar suara Trisni.
“Yaa.. ada apa..?” jawabku.
“Ini Den. Saya bawakan kopi buat Aden..!” katanya lagi.
“Oh.. yaa. Bawa masuk saja..!” jawabku lagi.

Kemudian pintu dibuka, dan terlihat Trisni masuk sambil tangannya membawa nampan yang di atasnya terdapat secangkir kopi panas dan pisang goreng. Ketika dia sedang meletakkan kopi dan pisang goreng di meja di samping tempat tidurku, badannya agak merapat di pinggir tempat tidur dan dalam posisi setengah membungkuk, terlihat dengan jelas bongkahan pantatnya yang montok dengan pinggang yang cukup langsing ditutupi kain yang dipakainya. Melihat pemandangan yang menarik itu dengan cepat rasa isengku bangkit, apalagi ditunjang juga dengan keadaan rumah yang sepi, maka dengan cepat tanganku bergerak ke obyek yang menarik itu dan segera mengelusnya.

Trisni terkejut dan dengan segera menghindar sambil berkata, “Iihh.., ternyata Den Eric jail juga yaa..!”
Melihat wajah Trisni yang masem-masem itu tanpa memperlihatkan ekspresi marah, maka dengan cepat aku bangkit dari tempat tidur dan segera menangkap kedua tangannya.
“Aahh.. jangaann Deenn, nanti terlihat sama si Erni, kan malu atuu..!”
Tapi tanpa memperdulikan protesnya, dengan cepat kutarik badannya ke arahku dan sambil mendekapnya dengan cepat bibirku menyergap bibirnya yang karena terkejut menjadi agak terbuka, sehingga memudahkan lidahku menerobos masuk ke dalam mulutnya.

Dengan segera kusedot bibirnya, dan lidahku kumain-mainkan dalam mulutnya, memelintir lidahnya dan mengelus-elus bagian langit-langit mulutnya. Dengan cepat terdengar suara dengusan keluar dari mulutnya dan kedua matanya membelalak memandangku. Dadanya yang montok itu bergerak naik turun dengan cepat, membuat nafsu birahiku semakin meningkat. Tangan kiriku dengan cepat mulai bergerilya pada bagian dadanya yang menonjol serta merangsang itu, mengelus-elus kedua bukit kembar itu disertai ramasan-ramasan gemas, yang dengan segera membangkitkan nafsu Trisni juga. Hal itu terlihat dari wajahnya yang semakin memerah dan nafasnya yang semakin ngos-ngosan.

Tiba-tiba terdengar suara dari arah dapur dan dengan cepat aku segera melepaskannya, Trisni juga segera membereskan rambut dan bajunya yang agak acak-acakan akibat seranganku tadi.
Sambil menjauh dariku, dia berkata dengan pelan, “Tuhkan.., apa yang Trisni katakan tadi, hampir saja kepergok, Adeen genit siih..!”
Sebelum dia keluar dari kamarku, kubisikan padanya, “Triis, ntar malam kalau semua sudah pada tidur kita teruskan yah..?”
“Entar nanti ajalah..!” katanya dengan melempar seulas senyum manis sambil keluar kamarku.

Malamnya sekitar jam 21.00, setelah semua tidur, Trisni datang ke ruang tengah, dia hanya memakai pakaian tidur yang tipis, sehingga kelihatan CD dan BH-nya.
“Eeh, apa semua sudah tidur..?” tanyaku.
“Sudah Den..!” jawabnya.
Untuk lebih membuat suasana makin panas, aku telah menyiapkan film BF yang kebetulan dapat pinjam dari teman. Lalu aku mulai menyetel film itu dan ternyata pemainnya antara seorang pria Negro dan wanita Asia.

Terlihat adegan demi adegan melintas pada layar TV, makin lama makin ‘hot’ saja, akhirnya sampai pada adegan dimana keduanya telah telanjang bulat. Si pria Negro dengan tubuhnya tinggi besar, hitam mengkilat apalagi penisnya yang telah tegang itu, benar-benar dasyat, panjang, besar, hitam mengkilat kecoklat-coklatan, sedangkan ceweknya yang kelihatan orang Jepang atau orang Cina, dengan badannya kecil mungil tapi padat, kulitnya putih bersih benar-benar sangat kontras dengan pria Negro tersebut.

Dengan sigap si Negro terlihat mengangkat cewek tersebut dan menekan ke tembok. Terlihat dari samping penisnya yang panjang hitam itu ditempatkan pada belahan bibir kemaluan cewe yang putih kemerah-merahan. Secara perlahan-lahan mulai ditekan masuk, dari mulut cewe tersebut terdengar keluhan panjang dan kedua kakinya menggelepar-gelepar, serta kedua bolah matanya terputar-putar sehingga lebih banyak kelihatan putihnya. Sementara penis hitam si Negro terlihat makin terbenam ke dalam kemaluan cewenya, benar-benar suatu adegan yang sangat merangsang. Selang sejenak terlihat pantat si Negro mulai memompa, makin lama makin cepat, sementara cewe itu menggeliat-geliat sambil setengah menjerit-jerit.

“Aduuh.., Den. Kasian tu cewe, Negronya kok sadis benar yaah..? Iihh.., ngilu rasanya melihat barang segede itu..!” guman Trisni setengah berbisik sambil kedua bahunya agak menggigil, sedangkan wajahnya tampak mulai memerah dan nafasnya agak tersengal-sengal.
“Wah.., Tris kan yang gede itu enak rasanya. Coba bayangkan kalau barangnya si Negro itu mengaduk-aduk itunya Trisni. Bagaimana rasanya..?” sahutku.
“Iih.., Aden jorok aahh..!” sahut Trisni disertai bahunya yang menggigil, tapi matanya tetap terpaku pada adegan demi adegan yang makin seru saja yang sedang berlangsung di layar TV.

Melihat keadaan Trisni itu, dengan diam-diam aku meluncurkan celana pendek yang kukenakan sekalian dengan CD, sehingga senjataku yang memang sudah sangat tegang itu meloncat sambil mengangguk-anguk dengan bebas. Melihat penisku yang tidak kalah besarnya dengan si Negro itu terpampang di hadapannya, kedua tangannya secara refleks menutup mulutnya, dan terdengar jeritan tertahan dari mulutnya.

Kemudian penisku itu kudekatkan ke wajahnya, karena memang posisi kami pada waktu itu adalah aku duduk di atas sofa, sedangkan Trisni duduk melonjor di lantai sambil bersandar pada sofa tempat kududuk, sehingga posisi barangku itu sejajar dengan kepalanya. Segera kupegang kepala Trisni dan kutarik mendekat ke arahku, sehingga badan Trisni agak merangkak di antara kedua kakiku. Kepalanya kutarik mendekat pada kemaluanku, dan aku berusaha memasukkan penisku ke mulutnya. Akan tetapi dia hanya mau menciuminya saja, lidahnya bermain-main di kepala dan di sekitar batang penisku. Lalu dia mulai menjilati kedua buah pelirku, waahh.., geli banget rasanya.

Akhirnya kelihatan dia mulai meningkatkan permainannya dan dia mulai menghisap penisku pelan-pelan. Ketika sedang asyik-asyiknya aku merasakan hisapan Trisni itu, tiba-tiba si Erni pembantu yang satunya masuk ke ruang tengah, dan dia terkejut ketika melihat adegan kami. Kami berdua juga sangat kaget, sehingga aktivitas kami jadi terhenti dengan mendadak.

“Ehh.., Erni kamu jangan lapor ke Paman atau Bibi ya..! Awas kalau lapor..!” ancamku.
“Ii.. ii.. iyaa.. Deen..!” jawabnya terbata-bata sambil matanya setengah terbelalak melihat kemaluanku yang besar itu tidak tertutup dan masih tegak berdiri.
“Kamu duduk di sini aja sambil nonton film itu..!” sahutkku.
Dengan diam-diam dia segera duduk di lantai sambil matanya tertuju ke layar TV.

Aku kemudian melanjutkan aktivitasku terhadap Trisni, dengan melucuti semua baju Trisni. Trisni terlihat agak kikuk juga terhadap Erni, akan tetapi melihat Erni yang sedang asyik menonton adegan yang berlasung di layar TV itu, akhirnya diam saja membiarkanku melanjutkan aktivitasku itu.

Setelah bajunya kulepaskan sampai dia telanjang bulat, kutarik badannya ke arahku, lalu dia kurebahkan di sofa panjang. Kedua kakinya tetap terjulur ke lantai, hanya bagian pantatnya ke atas yang tergeletak di sofa. Sambil membuka bajuku, kedua kakinya segera kukangkangi dan aku berlutut di antara kedua pahanya. Kedua tanganku kuletakkan di atas pinggulnya dan jari-jari jempolku menekan pada bibir kemaluannya, sehingga kedua bibir kemaluannya agak terbuka dan aku mulai menjilati permukaan kemaluannya, ternyata kemaluannya sudah sangat basah.
“Deen.., oh Deen..! Uuenaak..!” rintihnya tanpa sadar.



Sambil terus menjilati kemaluannya Trisni, aku melirik si Erni, tapi dia pura-pura tidak melihat apa yang kami lakukan, akan tetapi dadanya terlihat naik turun dan wajahnya terlihat memerah. Tidak berselang lama kemudian badannya Trisni bergetar dengan hebat dan pantatnya terangkat ke atas dan dari mulutnya terdengar desahan panjang. Rupanya dia telah mengalami orgasme. Setelah itu badannya terkulai lemas di atas sofa, dengan kedua kakinya tetap terjulur ke lantai, matanya terpejam dan dari wajahnya terpancar suatu kepuasan, pada dahinya terlihat bitik-bintik keringat.

Aku lalu berjongkok di antara kedua pahanya yang masih terkangkang itu dan kedua jari jempol dan telunjuk tangan kiriku kuletakkan pada bibir kemaluannya dan kutekan supaya agak membuka, sedang tangan kananku kupegang batang penisku yang telah sangat tegang itu yang berukuran 19 cm, sambil kugesek-gesek kepala penisku ke bibir vagina Trisni. Akhirnya kutempatkan kepala penisku pada bibir kemaluan Trisni, yang telah terbuka oleh kedua jari tangan kiriku dan kutekan penisku pelan-pelan. Bles..! mulai kepalanya menghilang pelan-pelan ke dalam vagina Trisni diikuti patang penisku, centi demi centi menerobos ke dalam liang vaginanya.

Sampai akhirnya amblas semua batang penisku, sementara Trisni mengerang-erang keenakan.
“Aduhh.. eennaak.., ennkk Deen. Eenak..!”
Aku menggerakan pinggulku maju mundur pelan-pelan, sehingga penisku keluar masuk ke dalam vagina Trisni. Terasa masih sempit liang vagina Trisni, kepala dan batang penisku serasa dijepit dan diurut-urut di dalamnya. Amat nikmat rasanya penisku menerobos sesuatu yang kenyal, licin dan sempit. Rangsangan itu sampai terasa pada seluruh badanku sampai ke ujung rambutku.

Aku melirik ke arah Erni, yang sekarang secara terang-terangan telah memandang langsung ke arah kami dan melihat apa yang sedang kami lakukan itu.
“Sini..! Daripada bengong aja mendingan kamu ikut.., ayo sini..!” kataku pada Erni.
Lalu dengan masih malu-malu Erni menghampiri kami berdua. Aku ganti posisi, Trisni kusuruh menungging, telungkup di sofa. Sekarang dia berlutut di lantai, dimana perutnya terletak di sofa. Aku berlutut di belakangnya dan kedua pahanya kutarik melebar dan kumasukkan penisku dari belakang menerobos ke dalam vaginanya. Kugarap dia dari belakang sambil kedua tanganku bergerilya di tubuh Erni.

Kuelus-elus dadanya yang masih terbungkus dengan baju, kuusap-usap perutnya. Ketika tanganku sampai di celana dalamnya, ternyata bagian bawah CD-nya sudah basah, aku mencium mulutnya lalu kusuruh dia meloloskan blouse dan BH-nya. Setelah itu aku menghisap putingnya berganti-ganti, dia kelihatan sudah sangat terangsang. Kusuruh dia melepaskan semua sisa pakaiannya, sementara pada saat bersamaan aku merasakan penisku yang berada di dalam vagina Trisni tersiram oleh cairan hangat dan badan Trisni terlonjak-lonjak, sedangkan pantatnya bergetar. Oohhh.., rupanya Trisni mengalami orgasme lagi pikirku. Setelah badannya bergetar dengan hebat, Trisni pun terkulai lemas sambil telungkup di sofa.

Lalu kucabut penisku dan kumasukkan pelan-pelan ke vagina si Erni yang telah kusuruh tidur telentang di lantai. Ternyata kemaluan Erni lebih enak dan terasa lubangnya lebih sempit dibandingkan dengan kemaluan Trisni. Mungkin karena Erni masih lebih muda dan jarang ketemu dengan suaminya pikirku.

Setelah masuk semua aku baru merasakan bahwa vagina si Erni itu dapat mengempot-empot, penisku seperti diremas-remas dan dihisap-hisap rasanya.
“Uh enak banget memekmu Errr. Kamu apain itu memekmu heh..?” kataku dan si Erni hanya senyum-senyum saja, lalu kupompa dengan lebih semangat.
“Den.., ayoo lebih cepat..! Deen.. lebih cepat. Iiih..!” dan kelihatan bahwa si Erni pun akan mencapai klimaks.
“Iihh.. iihh.. iihh.. hmm.. oohh.. Denn.. enaakk Deen..!” rintihnya terputus-putus sambil badannya mengejang-ngejang.

Aku mendiamkan gerakan penisku di dalam lubang vagina Erni sambil merasakan ramasan dan empotan vagina Erni yang lain dari pada lain itu. Kemudian kucabut penisku dari kemaluan Erni, Trisni langsung mendekat dan dikocoknya penisku dengan tangannya sambil dihisap ujungnya. Kemudian gantian Erni yang melakukannya. Kedua cewek tersebut jongkok di depanku dan bergantian menghisap-hisap dan mengocok-ngocok penisku.

Tidak lama kemudian aku merasakan penisku mulai berdenyut-denyut dengan keras dan badanku mulai bergetar dengan hebat. Sesuatu dari dalam penisku serasa akan menerobos keluar, air maniku sudah mendesak keluar.
“Akuu ngak tahan niihh.., mauu.. keluaar..!” mulutku mengguman, sementara tangan Erni terus mengocok dengan cepat batang penisku.
Dan beberapa detik kemudian, “Crot.. croot.. croot.. crot..!” air maniku memancar dengan kencang yang segera ditampung oleh mulut Erni dan Trisni.
Empat kali semprotan yang kurasakan, dan kelihatannya dibagi rata oleh Erni dan Trisni. Aku pun terkulai lemas sambil telentang di atas sofa.

Selama sebulan lebih aku bergantian mengerjai keduanya, kadang-kadang barengan juga.
Pada suatu hari paman memanggilku, “Ric Paman mau ke Singapore ada keperluan kurang lebih dua minggu, kamu jaga rumah yaaa..! Nemenin Bibi kamu ya..!” kata pamanku.
“Iya deeh. Aku nggak akan dolan-dolan..!” jawabku.
Dalam hatiku, “Kesempatan datang niihh..!”
Bibi tersenyum manis padaku, kelihatan senyumnya itu sangat polos.
“Hhmm.., tak tau dia bahaya sedang mengincarnya..” gumanku dalam hati.
Niatku ingin merasakan tubuh bibi sebentar lagi pasti akan kesampaian.
“Sekarang nih pasti akan dapat kunikmati tubuh Bibi yang bahenol..!” pikirku dalam hati.

Setelah keberangkatan paman, malam harinya selesai makan malam dengan bibi, aku nonton Seputar Indonesia di ruang tengah.
Bibi menghampiriku sambil berkata, “Ric, badan Bibi agak cape hari ini, Bibi mau tidur duluan yaa..!” sambil berjalan masuk ke kamarnya.
Tadinya aku mau melampiaskan niat malam ini, tapi karena badan bibi kelihatan agak tidak fit, maka kubatalkan niatku itu. Kasihan juga ngerjain bibi dalam keadaan kurang fit dan lagian rasanya kurang seru kalau nanti belum apa-apa bibi sudah lemas. Tapi dalam hatiku aku bertekad untuk dapat menaklukkan bibi pada malam berikutnya.

Malam itu memang tidak terjadi apa-apa, tapi aku menyusun rencana untuk dapat menaklukkan bibi. Pada malam berikutnya, setelah selesai makan malam bibi langsung masuk ke dalam kamarnya. Selang sejenak dengan diam-diam aku menyusulnya. Pelan-pelan kubuka pintu kamarnya yang kebetulan tidak dikunci. Sambil mengintip ke dalam, di dalam kamar tidak terlihat adanya bibi, tapi dari dalam kamar mandi terdengar suara air disiram. Rupanya bibi berada di dalam kamar mandi, aku pun dengan berjingkat-jingkat langsung masuk ke kamar bibi. Aku kemudian bersembunyi di bawah kolong tempat tidurnya.

Selang sesaat, bibi keluar dari kamar mandi. Setelah mengunci pintu kamarnya, bibi mematikan lampu besar, sehingga ruang kamarnya sekarang hanya diterangi oleh lampu tidur yang terdapat di meja, di sisi tempat tidurnya. Kemudian bibi naik ke tempat tidur. Tidak lama kemudian terdengar suara napasnya yang berbunyi halus teratur menandakan bibi telah tertidur. Aku segera keluar dari bawah tempat tidurnya dengan hati-hati, takut menimbulkan suara yang akan menyebabkan bibi terbangun.

Kulihat bibi tidur tidak berselimut, karena biarpun kamar bibi memakai AC, tapi kelihatan AC-nya diatur agar tidak terlalu dingin. Posisi tidur bibi telentang dan bibi hanya memakai baju daster merah muda yang tipis. Dasternya sudah terangkat sampai di atas perut, sehingga terlihat CD mini yang dikenakannya berwarna putih tipis, sehingga terlihat belahan kemaluan bibi yang ditutupi oleh rambut hitam halus kecoklat-coklatan. Buah dada bibi yang tidak terlalu besar tapi padat itu terlihat samar-samar di balik dasternya yang tipis, naik turun dengan teratur.

Walaupun dalam posisi telentang, tapi buah dada bibi terlihat mencuat ke atas dengan putingnya yang coklat muda kecil. Melihat pemandangan yang menggairahkan itu aku benar-benar terangsang hebat. Dengan cepat kemaluanku langsung bereaksi menjadi keras dan berdiri dengan gagahnya, siap tempur. Perlahan-lahan kuberjongkok di samping tempat tidur dan tanganku secara hati-hati kuletakkan dengan lembut pada belahan kemaluan bibi yang mungil itu yang masih ditutupi dengan CD. Perlahan-lahan tanganku mulai mengelus-elus kemaluan bibi dan juga bagian paha atasnya yang benar-benar licin putih mulus dan sangat merangsang.

Terlihat bibi agak bergeliat dan mulutnya agak tersenyum, mungkin bibi sedang mimpi, sedang becinta dengan paman. Aku melakukan kegiatanku dengan hati-hati takut bibi terbangun. Perlahan-lahan kulihat bagian CD bibi yang menutupi kemaluannya mulai terlihat basah, rupanya bibi sudah mulai terangsang juga. Dari mulutnya terdengar suara mendesis perlahan dan badannya menggeliat-geliat perlahan-lahan. Aku makin tersangsang melihat pemandangan itu.

Cepat-cepat kubuka semua baju dan CD-ku, sehingga sekarang aku bertelanjang bulat. Penisku yang 19 cm itu telah berdiri kencang menganguk-angguk mencari mangsa. Dan aku membelai-belai buah dadanya, dia masih tetap tertidur saja. Aku tahu bahwa puting dan klitoris bibiku tempat paling suka dicumbui, aku tahu hal tersebut dari film-film bibiku. Lalu tanganku yang satu mulai gerilya di daerah vaginanya. Kemudian perlahan-lahan aku menggunting CD mini bibi dengan gunting yang terdapat di sisi tempat tidur bibi.

Sekarang kemaluan bibi terpampang dengan jelas tanpa ada penutup lagi. Perlahan-lahan kedua kaki bibi kutarik melebar, sehingga kedua pahanya terpentang. Dengan hati-hati aku naik ke atas tempat tidur dan bercongkok di atas bibi. Kedua lututku melebar di samping pinggul bibi dan kuatur sedemikian rupa supaya tidak menyentuh pinggul bibi. Tangan kananku menekan pada kasur tempat tidur, tepat di samping tangan bibi, sehingga sekarang aku berada dalam posisi setengah merangkak di atas bibi.

Tangan kiriku memegang batang penisku. Perlahan-lahan kepala penisku kuletakkan pada belahan bibir kemaluan bibi yang telah basah itu. Kepala penisku yang besar itu kugosok-gosok dengan hati-hati pada bibir kemaluan bibi. Terdengar suara erangan perlahan dari mulut bibi dan badannya agak mengeliat, tapi matanya tetap tertutup. Akhirnya kutekan perlahan-lahan kepala kemaluanku membelah bibir kemaluan bibi.



Sekarang kepala kemaluanku terjepit di antara bibir kemaluan bibi. Dari mulut bibi tetap terdengar suara mendesis perlahan, akan tetapi badannya kelihatan mulai gelisah. Aku tidak mau mengambil resiko, sebelum bibi sadar, aku sudah harus menaklukan kemaluan bibi dengan menempatkan posisi penisku di dalam lubang vagina bibi. Sebab itu segera kupastikan letak penisku agar tegak lurus pada kemaluan bibi. Dengan bantuan tangan kiriku yang terus membimbing penisku, kutekan perlahan-lahan tapi pasti pinggulku ke bawah, sehingga kepala penisku mulai menerobos ke dalam lubang kemaluan bibi.

Kelihatan sejenak kedua paha bibi bergerak melebar, seakan-akan menampung desakan penisku ke dalam lubang kemaluanku. Badannya tiba-tiba bergetar menggeliat dan kedua matanya mendadak terbuka, terbelalak bingung, memandangku yang sedang bertumpu di atasnya. Mulutnya terbuka seakan-akan siap untuk berteriak. Dengan cepat tangan kiriku yang sedang memegang penisku kulepaskan dan buru-buru kudekap mulut bibi agar jangan berteriak. Karena gerakanku yang tiba-tiba itu, posisi berat badanku tidak dapat kujaga lagi, akibatnya seluruh berat pantatku langsung menekan ke bawah, sehingga tidak dapat dicegah lagi penisku menerobos masuk ke dalam lubang kemaluan bibi dengan cepat.

Badan bibi tersentak ke atas dan kedua pahanya mencoba untuk dirapatkan, sedangkan kedua tangannya otomatis mendorong ke atas, menolak dadaku. Dari mulutnya keluar suara jeritan, tapi tertahan oleh bekapan tangan kiriku.
“Aauuhhmm.. aauuhhmm.. hhmm..!” desahnya tidak jelas.
Kemudian badannya mengeliat-geliat dengan hebat, kelihatan bibi sangat kaget dan mungkin juga kesakitan akibat penisku yang besar menerobos masuk ke dalam kemaluannya dengan tiba-tiba.

Meskipun bibi merontak-rontak, akan tetapi bagian pinggulnya tidak dapat bergeser karena tertekan oleh pinggulku dengan rapat. Karena gerakan-gerakan bibi dengan kedua kaki bibi yang meronta-ronta itu, penisku yang telah terbenam di dalam vagina bibi terasa dipelintir-pelintir dan seakan-akan dipijit-pijit oleh otot-otot dalam vagina bibi. Hal ini menimbulkan kenikmatan yang sukar dilukiskan.

Karena sudah kepalang tanggung, maka tangan kananku yang tadinya bertumpu pada tempat tidur kulepaskan. Sekarang seluruh badanku menekan dengan rapat ke atas badan bibi, kepalaku kuletakkan di samping kepala bibi sambil berbisik kekuping bibi.
“Bii.., bii.., ini aku Eric. Tenang bii.., sshheett.., shhett..!” bisikku.
Bibi masih mencoba melepaskan diri, tapi tidak kuasa karena badannya yang mungil itu teperangkap di bawah tubuhku. Sambil tetap mendekap mulut bibi, aku menjilat-jilat kuping bibi dan pinggulku secara perlahan-lahan mulai kugerakkan naik turun dengan teratur.

Perlahan-lahan badan bibi yang tadinya tegang mulai melemah.
Kubisikan lagi ke kuping bibi, “Bii.., tanganku akan kulepaskan dari mulut bibi, asal bibi janji jangan berteriak yaa..?”
Perlahan-lahan tanganku kulepaskan dari mulut bibi.
Kemudian Bibi berkata, “Riic.., apa yang kau perbuat ini..? Kamu telah memperkosa Bibi..!”
Aku diam saja, tidak menjawab apa-apa, hanya gerakan pinggulku makin kupercepat dan tanganku mulai memijit-mijit buah dada bibi, terutama pada bagian putingnya yang sudah sangat mengeras.

Rupanya meskipun wajah bibi masih menunjukkan perasaan marah, akan tetapi reaksi badannya tidak dapat menyembunyikan perasaannya yang sudah mulai terangsang itu. Melihat keadaan bibi ini, tempo permainanku kutingkatkan lagi.
Akhirnya dari mulut bibi terdengar suara, “Oohh.., oohh.., sshhh.., sshh.., eemm.., eemm.., Riicc.., Riicc..!”
Dengan masih melanjutkan gerakan pinggulku, perlahan-lahan kedua tanganku bertumpu pada tempat tidur, sehingga aku sekarang dalam posisi setengah bangun, seperti orang yang sedang melakukan push-up.

Dalam posisi ini, penisku menghujam kemaluan bibi dengan bebas, melakukan serangan-serangan langsung ke dalam lubang kemaluan bibi. Kepalaku tepat berada di atas kepala bibi yang tergolek di atas kasur. Kedua mataku menatap ke bawah ke dalam mata bibi yang sedang meram melek dengan sayu. Dari mulutnya tetap terdengar suara mendesis-desis. Selang sejenak setelah merasa pasti bahwa bibi telah dapat kutaklukan, aku berhenti dengan kegiatanku. Setelah mencabut penisku dari dalam kemaluan bibi, aku berbaring setengah tidur di samping bibi. Sebelah tanganku mengelus-elus buah dada bibi terutama pada bagian putingnya.

“Eehh.., Ric.., kenapa kau lakukan ini kepada bibimu..!” katanya.
Sebelum menjawab aku menarik badan bibi menghadapku dan memeluk badan mungilnya dengan hati-hati, tapi lengket ketat ke badan. Bibirku mencari bibinya, dan dengan gemas kulumat habis. Wooww..! Sekarang bibi menyambut ciumanku dan lidahnya ikut aktif menyambut lidahku yang menari-nari di mulutnya.

Selang sejenak kuhentikan ciumanku itu.
Sambil memandang langsung ke dalam kedua matanya dengan mesra, aku berkata, “Bii.. sebenarnya aku sangat sayang sekali sama Bibi, Bibi sangat cantik lagi ayu..!”
Sambil berkata itu kucium lagi bibirnya selintas dan melanjutkan perkataanku, “Setiaap kali melihat Bibi bermesrahan dengan Paman, aku kok merasa sangat cemburu, seakan-akan Bibi adalah milikku, jadi Bibi jangan marah yaa kepadaku, ini kulakukan karena tidak bisa menahan diri ingin memiliki Bibi seutuhnya.”
Selesai berkata itu aku menciumnya dengan mesra dan dengan tidak tergesa-gesa.

Ciumanku kali ini sangat panjang, seakan-akan ingin menghirup napasnya dan belahan jiwanya masuk ke dalam diriku. Ini kulakukan dengan perasaan cinta kasih yang setulus-tulusnya. Rupanya bibi dapat juga merasakan perasaan sayangku padanya, sehingga pelukan dan ciumanku itu dibalasnya dengan tidak kalah mesra juga.

Beberapa lama kemudian aku menghentikan ciumanku dan aku pun berbaring telentang di samping bibi, sehingga bibi dapat melihat keseluruhan badanku yang telanjang itu.
“Iih.., gede banget barang kamu Ricc..! Itu sebabnya tadi Bibi merasa sangat penuh dalam badan Bibi.” katanya, mungkin punyaku lebih besar dari punya paman.
Lalu aku mulai memeluknya kembali dan mulai menciumnya. Ciumanku mulai dari mulutnya turun ke leher dan terus kedua buah dadanya yang tidak terlalu besar tapi padat itu. Pada bagian ini mulutku melumat-lumat dan menghisap-hisap kedua buah dadanya, terutama pada kedua ujung putingnya berganti-ganti, kiri dan kanan.

Sementara aksiku sedang berlangsung, badan bibi menggeliat-geliat kenikmatan. Dari mulutnya terdengar suara mendesis-desis tidak hentinya. Aksiku kuteruskan ke bawah, turun ke perutnya yang ramping, datar dan mulus. Maklum, bibi belum pernah melahirkan. Bermain-main sebentar disini kemudian turun makin ke bawah, menuju sasaran utama yang terletak pada lembah di antara kedua paha yang putih mulus itu.

Pada bagian kemaluan bibi, mulutku dengan cepat menempel ketat pada kedua bibir kemaluannya dan lidahku bermain-main ke dalam lubang vaginanya. Mencari-cari dan akhirnya menyapu serta menjilat gundukan daging kecil pada bagian atas lubang kemaluannya. Segera terasa badan bibi bergetar dengan hebat dan kedua tangannya mencengkeram kepadaku, menekan ke bawah disertai kedua pahanya yang menegang dengan kuat.
Keluhan panjang keluar dari mulutnya, “Oohh.., Riic.., oohh.. eunaakk.. Riic..!”

Sambil masih terus dengan kegiatanku itu, perlahan-lahan kutempatkan posisi badan sehingga bagian pinggulku berada sejajar dengan kepala bibi dan dengan setengah berjongkok. Posisi batang kemaluanku persis berada di depan kepala bibi. Rupanya bibi maklum akan keinginanku itu, karena terasa batang kemaluanku dipegang oleh tangan bibi dan ditarik ke bawah. Kini terasa kepala penis menerobos masuk di antara daging empuk yang hangat. Ketika ujung lidah bibi mulai bermain-main di seputar kepala penisku, suatu perasaan nikmat tiba-tiba menjalar dari bawah terus naik ke seluru badanku, sehingga dengan tidak terasa keluar erangan kenikmatan dari mulutku.

Dengan posisi 69 ini kami terus bercumbu, saling hisap-mengisap, jilat-menjilat seakan-akan berlomba-lomba ingin memberikan kepuasan pada satu sama lain. Beberapa saat kemudian aku menghentikan kegiatanku dan berbaring telentang di samping bibi. Kemudian sambil telentang aku menarik bibi ke atasku, sehingga sekarang bibi tidur tertelungkup di atasku. Badan bibi dengan pelan kudorong agak ke bawah dan kedua paha bibi kupentangkan. Kedua lututku dan pantatku agak kunaikkan ke atas, sehingga dengan terasa penisku yang panjang dan masih sangat tegang itu langsung terjepit di antara kedua bibir kemaluan bibi.

Dengan suatu tekanan oleh tanganku pada pantat bibi dan sentakan ke atas pantatku, maka penisku langsung menerobos masuk ke dalam lubang kemaluan bibi. Amblas semua batangku.
“Aahh..!” terdengar keluhan panjang kenikmatan keluar dari mulut bibi.
Aku segera menggoyang pinggulku dengan cepat karena kelihatan bahwa bibi sudah mau klimaks. Bibi tambah semangat juga ikut mengimbangi dengan menggoyang pantatnya dan menggeliat-geliat di atasku. Kulihat wajahnya yang cantik, matanya setengah terpejam dan rambutnya yang panjang tergerai, sedang kedua buah dadanya yang kecil padat itu bergoyang-goyang di atasku.

Ketika kulihat pada cermin besar di lemari, kelihatan pinggul bibi yang sedang berayun-ayun di atasku. Batang penisku yang besar sebentar terlihat sebentar hilang ketika bibi bergerak naik turun di atasku. Hal ini membuatku jadi makin terangsang. Tiba-tiba sesuatu mendesak dari dalam penisku mencari jalan keluar, hal ini menimbulkan suatu perasaan nikmat pada seluruh badanku. Kemudian air maniku tanpa dapat ditahan menyemprot dengan keras ke dalam lubang vagina bibi, yang pada saat bersamaan pula terasa berdenyut-denyut dengan kencangnya disertai badannya yang berada di atasku bergetar dengan hebat dan terlonjak-lonjak. Kedua tangannya mendekap badanku dengan keras.

Pada saat bersamaan kami berdua mengalami orgasme dengan dasyat. Akhirnya bibi tertelungkup di atas badanku dengan lemas sambil dari mulut bibi terlihat senyuman puas.
“Riic.., terima kasih Ric. Kau telah memberikan Bibi kepuasan sejati..!”

Setelah beristirahat, kemudian kami bersama-sama ke kamar mandi dan saling membersihkan diri satu sama lain. Sementara mandi, kami berpelukan dan berciuman disertai kedua tangan kami yang saling mengelus-elus dan memijit-mijit satu sama lain, sehingga dengan cepat nafsu kami terbangkit lagi. Dengan setengah membopong badan bibi yang mungil itu dan kedua tangan bibi menggelantung pada leherku, kedua kaki bibi kuangkat ke atas melingkar pada pinggangku dan dengan menempatkan satu tangan pada pantat bibi dan menekan, penisku yang sudah tegang lagi menerobos ke dalam lubang kemaluan bibi.

“Aaughh.. oohh.. oohh..!” terdengar rintihan bibi sementara aku menggerakan-gerakan pantatku maju-mundur sambil menekan ke atas.
Dalam posisi ini, dimana berat badan bibi sepenuhnya tertumpu pada kemaluannya yang sedang terganjel oleh penisku, maka dengan cepat bibi mencapai klimaks.
“Aaduhh.. Riic.. Biiibii.. maa.. maa.. uu.. keluuar.. Riic..!” dengan keluhan panjang disertai badannya yang mengejang, bibi mencapai orgasme, dan selang sejenak terkulai lemas dalam gendonganku.

Dengan penisku masih berada di dalam lubang kemaluan bibi, aku terus membopongnya. Aku membawa bibi ke tempat tidur. Dalam keadaan tubuh yang masih basah kugenjot bibi yang telah lemas dengan sangat bernafsu, sampai aku orgasme sambil menekan kuat-kuat pantatku. Kupeluk badan bibi erat-erat sambil merasakan airmaniku menyemprot-nyemprot, tumpah dengan deras ke dalam lubang kemaluan bibi, mengisi segenap relung-relung di dalamnya.

Semalaman itu kami masih melakukan persetubuhan beberapa kali, dan baru berhenti kecapaian menjelang fajar. Sejak saat itu, selanjutnya seminggu minimum 4 kali kami secara sembunyi-sembunyi bersetubuh, diselang seling mengerjai si Trisni dan Erni apabila ada waktu luang. Hal ini berlangsung terus tanpa paman mengetahuinya sampai saya lulus serjana dan harus pindah ke Jakarta, karena diterima kerja di suatu perusahaan asing. END by Diliput6.blogspot.comCerita Seks Terbaru, Cerita Panas Dewasa, Cerita Mesum Seru

Cersex Tubuh Polos Wanita Cantik Di Ngentot Saat Tidur

Cersex Tubuh Polos Wanita Cantik Di Ngentot Saat Tidur - cerita sex 2017, cerita sex terbaru, cerita sex terupdate, cerita sex, cerita seks 2017, cerita seks terupdate, cerita seks terbaru, cerita seks, cerita dewasa 2017, cerita dewasa terupdate, cerita dewasa terbaru, cerita dewasa, cerita mesum 2017, cerita mesum terupdate, cerita mesum terbaru, cerita mesum,


Cerita Mesum 2016, Cerita Mesum Terbaru, Asmiati, tinggi 160
sentimeter, berat 56 kilogram, lingkar pinggang 65 sentimeter. Secara
keseluruhan, sosokku kencang, garis tubuhku tampak bila mengenakan pakaian yang
ketat terutama pakaian senam. Aku adalah Ibu dari dua anak berusia 44 tahun dan
bekerja sebagai seorang guru disebuah SLTA di kota S., Cerita Mesum,

Cerita Sex 2016, Cerita Sex Terbaru, Kata orang tahi lalat
di daguku seperti Berliana Febriyanti, dan bentuk tubuhku mirip Minati
Atmanegara yang tetap kencang di usia yang semakin menua. Mungkin mereka ada
benarnya, tetapi aku memiliki payudara yang lebih besar sehingga terlihat lebih
menggairahkan dibanding artis yang kedua. Semua karunia itu kudapat dengan
olahraga yang teratur., Cerita sex,

Cerita seks, Cerita Seks Terbaru, Kira-kira 6 tahun yang
lalu saat usiaku masih 38 tahun salah seorang sehabatku menitipkan anaknya yang
ingin kuliah di tempatku, karena ia teman baikku dan suamiku tidak keberatan
akhirnya aku menyetujuinya. Nama pemuda itu Juven, kulitnya kuning langsat
dengan tinggi 173 cm. Badannya kurus kekar karena Juven seorang atlit karate di
tempatnya. Oh ya, Juven ini pernah menjadi muridku saat aku masih menjadi guru
SD., Cerita Seks,

Cerita dewasa 2016, Cerita Dewasa Terbaru, Juven sangat
sopan dan tahu diri. Dia banyak membantu pekerjaan rumah dan sering menemani
atau mengantar kedua anakku jika ingin bepergian. Dalam waktu sebulan saja dia
sudah menyatu dengan keluargaku, bahkan suamiku sering mengajaknya main tenis
bersama. Aku juga menjadi terbiasa dengan kehadirannya, awalnya aku sangat
menjaga penampilanku bila di depannya. Aku tidak malu lagi mengenakan baju kaos
ketat yang bagian dadanya agak rendah, lagi pula Juven memperlihatkan sikap
yang wajar jika aku mengenakan pakaian yang agak menonjolkan keindahan garis
tubuhku., Cerita Dewasa,

Cerita Bokep 2016, Cerita Bokep Terbaru, Sekitar 3 bulan
setelah kedatangannya, suamiku mendapat tugas sekolah S-2 keluar negeri selama
2, 5 tahun. Aku sangat berat melepasnya, karena aku bingung bagaimana
menyalurkan kebutuhan sex-ku yang masih menggebu-gebu. Walau usiaku sudah tidak
muda lagi, tapi aku rutin melakukannya dengan suamiku, paling tidak seminggu 5
kali. Mungkin itu karena olahraga yang selalu aku jalankan, sehingga hasrat
tubuhku masih seperti anak muda. Dan kini dengan kepergiannya otomatis aku
harus menahan diri., Cerita Bokep,

cerita dewasa 2016, cerita dewasa terbaru, cerita dewasa, cerita mesum 2016, cerita mesum terbaru, cerita mesum,

Cerita Ngentot 2016, Cerita Ngentot Terbaru, Awalnya biasa
saja, tapi setelah 2 bulan kesepian yang amat sangat menyerangku. Itu membuat
aku menjadi uring-uringan dan menjadi malas-malasan. Seperti minggu pagi itu,
walau jam telah menunjukkan angka 9. Karena kemarin kedua anakku minta diantar
bermalam di rumah nenek mereka, sehingga hari ini aku ingin tidur
sepuas-puasnya. Setelah makan, aku lalu tidur-tiduran di sofa di depan TV. Tak
lama terdengar suara pintu dIbuka dari kamar Juven. Kudengar suara langkahnya
mendekatiku., Cerita Ngentot,

“Bu Asmi..?” Suaranya berbisik, aku diam saja. Kupejamkan
mataku makin erat. Setelah beberapa saat lengang, tiba-tiba aku tercekat ketika
merasakan sesuatu di pahaku. Kuintip melalui sudut mataku, ternyata Juven sudah
berdiri di samping ranjangku,Cerita Hot 2016, Cerita Hot Terbaru,  dan matanya sedang tertuju menatap tubuhku,
tangannya memegang bagian bawah gaunku, aku lupa kalau aku sedang mengenakan
baju tidur yang tipis, apa lagi tidur telentang pula. Hatiku menjadi
berdebar-debar tak karuan, aku terus berpura-pura tertidur., Cerita Hot,

“Bu Asmi..?” Suara Juven terdengar keras, kukira dia ingin
memastikan apakah tidurku benar-benar nyeyak atau tidak. Aku memutuskan untuk
pura-pura tidur. Kurasakan gaun tidurku tersingkap semua sampai keleher.
Cerita Lucah 2016, Cerita Lucah Terbaru, Lalu kurasakan Juven
mengelus bibirku, jantungku seperti melompat, aku mencoba tetap tenang agar
pemuda itu tidak curiga. Kurasakan lagi tangan itu mengelus-elus ketiakku,
karena tanganku masuk ke dalam bantal otomatis ketiakku terlihat. Kuintip lagi,
wajah pemuda itu dekat sekali dengan wajahku, tapi aku yakin ia belum tahu
kalau aku pura-pura tertidur kuatur napas selembut mungkin., Cerita Lucah,

Cerita Tante 2016, Cerita Tante Terbaru, Lalu kurasakan
tangannya menelusuri leherku, bulu kudukku meremang geli, aku mencoba bertahan,
aku ingin tahu apa yang ingin dilakukannya terhadap tubuhku. Tak lama kemuadian
aku merasakan tangannya meraba buah dadaku yang masih tertutup BH berwarna
hitam, mula-mula ia cuma mengelus-elus, aku tetap diam sambil menikmati
elusannya, lalu aku merasakan buah dadaku mulai diremas-remas,Beritaseks.com aku merasakan
seperti ada sesuatu yang sedang bergejolak di dalam tubuhku, aku sudah lama
merindukan sentuhan laki-laki dan kekasaran seorang pria. Aku memutuskan tetap
diam sampai saatnya tiba., Cerita Tante,

Cerita Janda 2016, Cerita Janda Terbaru, Sekarang tangan Juven
sedang berusaha membuka kancing BH-ku dari depan, tak lama kemudian kurasakan
tangan dingin pemuda itu meremas dan memilin puting susuku. Aku ingin merintih
nikmat tapi nanti amalah membuatnya takut, jadi kurasakan remasannya dalam
diam. Kurasakan tangannya gemetar saat memencet puting susuku, kulirik pelan,
kulihat Juven mendekatkan wajahnya ke arah buah dadaku. Lalu ia menjilat-jilat
puting susuku, tubuhku ingin menggeliat merasakan kenikmatan isapannya, aku
terus bertahan. Kulirik puting susuku yang berwarna merah tua sudah mengkilat
oleh air liurnya, mulutnya terus menyedot puting susuku disertai
gigitan-gigitan kecil. Perasaanku campur aduk tidak karuan, nikmat sekali.,
Cerita Janda,

Kisah Sex 2016, Kisah Sex Terbaru, Tangan kanan Juven mulai
menelusuri selangkanganku, lalu kurasakan jarinya meraba vaginaku yang masih
tertutup CD, aku tak tahu apakah vaginaku sudah basah apa belum. Yang jelas
jari-jari Juven menekan-nekan lubang vaginaku dari luar CD, lalu kurasakan
tangannya menyusup masuk ke dalam CD-ku. Jantungku berdetak keras sekali,
kurasakan kenikmatan menjalari tubuhku. Jari-jari Juven mencoba memasuki lubang
vaginaku, lalu kurasakan jarinya amblas masuk ke dalam, wah nikmat sekali. Aku
harus mengakhiri Juvenwaraku, aku sudah tak tahan lagi, kubuka mataku sambil
menyentakkan tubuhku., Kisah Sex
“Juven!! Ngapain kamu?”

Kisah Seks 2016, Kisah seks Terbaru, Aku berusaha bangun
duduk, tapi tangan Juven menekan pundakku dengan keras. Tiba-tiba Juven mecium
mulutku secepat kilat, aku berusaha memberontak dengan mengerahkan seluruh
tenagaku. Tapi Juven makin keras menekan pundakku, malah sekarang pemuda itu
menindih tubuhku, aku kesulitan bernapas ditindih tubuhnya yang besar dan kekar
berotot. Kurasakan mulutnya kembali melumat mulutku, lidahnya masuk ke dalam
mulutku, tapi aku pura-pura menolak., Kisah Seks,

“Bu.., maafkan saya. Sudah lama saya ingin merasakan ini,
maafkan saya Bu… ” Juven melepaskan ciumannya lalu memandangku dengan pandangan
meminta.

“Kamu kan bisa denagan teman-teman kamu yang masih muda.
Ibukan sudah tua,” Ujarku lembut.
“Tapi saya sudah tergila-gila dengan Bu Asmi.. Saat SD saya
sering mengintip BH yang Ibu gunakan… Saya akan memuaskan Ibu sepuas-puasnya,”
jawab Juven.
“Ah kamu… Ya sudah terserah kamu sajalah”

Kisah Mesum 2016, Kisah Mesum Terbaru, Aku pura-pura
menghela napas panjang, padahal tubuhku sudah tidak tahan ingin dijamah
olehnya. Lalu Juven melumat bibirku dan pelan-pelan aku meladeni permainan
lidahnya. Kedua tangannya meremas-remas pantatku. Untuk membuatnya semakin
membara, aku minta izin ke WC yang ada di dalam kamar tidurku. Di dalam kamar
mandi, kubuka semua pakaian yang ada di tubuhku, kupandangi badanku di cermin.
Benarkah pemuda seperti Juven terangsang melihat tubuhku ini? Perduli amat yang
penting aku ingin merasakan bagaimana sich bercinta dengan remaja yang masih
panas., Kisah Mesum,

Kisah Bokep 2016, Kisah Bokep Terbaru, Keluar dari kamar
mandi, Juven persis masuk kamar. Matanya terbeliak melihat tubuh sintalku yang
tidak berpenutup sehelai benangpun., Kisah Bokep,

“Body Ibu bagus banget.. ” dia memuji sembari mengecup
putting susuku yang sudah mengeras sedari tadi. Tubuhku disandarkannya di
tembok depan kamar mandi. Lalu diciuminya sekujur tubuhku, mulai dari pipi, kedua
telinga, leher, hingga ke dadaku. Sepasang payudara montokku habis
diremas-remas dan diciumi. Putingku setengah digigit-gigit, digelitik-gelitik
dengan ujung lidah, juga dikenyot-kenyot dengan sangat bernafsu.
“Ibu hebat…,” desisnya.

cerita sex 2017, cerita sex terbaru, cerita sex terupdate, cerita sex, cerita seks 2017, cerita seks terupdate, cerita seks terbaru, cerita seks, cerita dewasa 2017, cerita dewasa terupdate, cerita dewasa terbaru, cerita dewasa, cerita mesum 2017, cerita mesum terupdate, cerita mesum terbaru, cerita mesum,


“Apanya yang hebat..?” Tanyaku sambil mangacak-acak rambut Juven
yang panjang seleher.
“Badan Ibu enggak banyak berubah dibandingkan saya SD dulu”
Katanya sambil terus melumat puting susuku. Nikmat sekali.
“Itu karena Ibu teratur olahraga” jawabku sembari meremas
tonjolan kemaluannya. Dengan bergegas kuloloskan celana hingga celana dalamnya.
Mengerti kemauanku, dia lalu duduk di pinggir ranjang dengan kedua kaki
mengangkang. DIbukanya sendiri baju kaosnya, sementara aku berlutut meraih
batang penisnya, sehingga kini kami sama-sama bugil.

Kisah Ngentot 2016, Kisah Ngentot Terbaru, Agak lama aku
mencumbu kemaluannya, Juven minta gantian, dia ingin mengerjai vaginaku.
“Masukin aja yuk, Ibu sudah ingin ngerasain penis kamu San!”
Cegahku sambil menciumnya. Juven tersenyum lebar. “Sudah enggak sabar ya ?”
godanya “Kamu juga sudah enggak kuatkan sebenarnya San,” Balasku
sambil mencubit perutnya yang berotot., Kisah Ngentot,

Kisah Lucah 2016, Kisah Lucah Terbaru, Juven tersenyum lalu
menarik tubuhku. Kami berpelukan, berciuman rapat sekali, berguling-guling di
atas ranjang. Ternyata Juven pintar sekali bercumbu. Birahiku naik semakin
tinggi dalam waktu yang sangat singkat. Terasa vaginaku semakin
berdenyut-denyut, lendirku kian membanjir, tidak sabar menanti terobosan batang
kemaluan Juven yang besar., Kisah Lucah,

Kisah Tante 2016, Kisah Tante Terbaru, Kisah TanteBerbeda
dengan suamiku, Juven nampaknya lebih sabar. Dia tidak segera memasukkan batang
penisnya, melainkan terus menciumi sekujur tubuhku. Terakhir dia membalikkan
tubuhku hingga menelungkup, lalu diciuminya kedua pahaku bagian belakang, naik
ke bongkahan pantatku, terus naik lagi hingga ke tengkuk. Birahiku
menggelegak-gelegak.

Kisah Janda 2016, Kisah Janda Terbaru, Juven menyelipkan
tangan kirinya ke bawah tubuhku, tubuh kami berimpitan dengan posisi aku
membelakangi Juven, lalu diremas-remasnya buah dadaku. Lidahnya terus
menjilat-jilat tengkuk, telinga, dan sesekali pipiku. Sementara itu tangan
kanannya mengusap-usap vaginaku dari belakang. Terasa jari tengahnya menyusup
lembut ke dalam liang vaginaku yang basah merekah., Kisah Janda,

“Vagina Ibu bagus, tebel, pasti enak ‘bercinta’ sama Ibu…,”
dia berbisik persis di telingaku. Suaranya sudah sangat parau, pertanda
birahinya pun sama tingginya dengan aku. Aku tidak bisa bereaksi apapun lagi.
Kubiarkan saja apapun yang dilakukan Juven, hingga terasa tangan kanannya
bergerak mengangkat sebelah pahaku.

Foto Sex 2016, Foto Sex Terbaru, Mataku terpejam rapat,
seakan tak dapat lagi membuka. Terasa nafas Juven semakin memburu, sementara
ujung lidahnya menggelitiki lubang telingaku. Tangan kirinya menggenggam dan
meremas gemas buah dadaku, sementara yang kanan mengangkat sebelah pahaku
semakin tinggi. Lalu…, terasa sebuah benda tumpul menyeruak masuk ke liang
vaginaku dari arah belakang. Oh, my God, dia telah memasukkan rudalnya…!!!,
Foto Sex,

Foto Seks 2016, Foto Seks Terbaru, Sejenak aku tidak dapat
bereaksi sama sekali, melainkan hanya menggigit bibir kuat-kuat. Kunikmati inci
demi inci batang kemaluan Juven memasuki liang vaginaku. Terasa penuh, nikmat
luar biasa.

“Oohh…,” sesaat kemudian aku mulai bereaksi tak karuan.
Tubuhku langsung menggerinjal-gerinjal, sementara Juven mulai memaju mundurkan
tongkat wasiatnya. Mulutku mulai merintih-rintih tak terkendali., Foto Seks,
“Saann, penismu enaaak…!!!,” kataku setengah menjerit.

Foto Dewasa 2016, Foto Dewasa Terbaru, Juven tidak menjawab,
melainkan terus memaju mundurkan rudalnya. Gerakannya cepat dan kuat, bahkan
cenderung kasar. Tentu saja aku semakin menjerit-jerit dibuatnya. Batang
penisnya yang besar itu seperti hendak membongkar liang vaginaku sampai ke
dasar., Foto Dewasa,

“Oohh…, toloongg.., gustii…!!!”
Juven malah semakin bersemangat mendengar jerit dan
rintihanku. Aku semakin erotis.
“Aahh, penismu…, oohh, aarrghh…, penismuu…, oohh…!!!”

Foto Mesum 2016, Foto Mesum Terbaru, Juven terus
menggecak-gecak. Tenaganya kuat sekali, apalagi dengan batang penis yang luar
biasa keras dan kaku. Walaupun kami bersetubuh dengan posisi menyamping,
nampaknya Juven sama sekali tidak kesulitan menyodokkan batang kemaluannya pada
vaginaku. Orgasmeku cepat sekali terasa akan meledak., Foto Mesum,

Ibu mau keluar! Ibu mau keluaaar!!” aku menjerit-jerit.
“Yah, yah, yah, aku juga, aku juga! Enak banget ‘bercinta’
sama Ibu!” Juven menyodok-nyodok semakin kencang.
“Sodok terus, Saann!!!… Yah, ooohhh, yahh, ugghh!!!”
“Teruuss…, arrgghh…, sshh…, ohh…, sodok terus penismuuu…!”
“Oh, ah, uuugghhh… “
“Enaaak…, penis kamu enak, penis kamu sedap, yahhh,
teruuusss…”

Foto Bokep 2016, Foto Bokep Terbaru, Pada detik-detik
terakhir, tangan kananku meraih pantat Juven, kuremas bongkahan pantatnya,
sementara paha kananku mengangkat lurus tinggi-tinggi. Terasa vaginaku
berdenyut-denyut kencang sekali. Aku orgasme!< Foto bokep

cerita sex 2017, cerita sex terbaru, cerita sex terupdate, cerita sex, cerita seks 2017, cerita seks terupdate, cerita seks terbaru, cerita seks, cerita dewasa 2017, cerita dewasa terupdate, cerita dewasa terbaru, cerita dewasa, cerita mesum 2017, cerita mesum terupdate, cerita mesum terbaru, cerita mesum,



Foto Ngentot 2016, Foto Ngentot Terbaru, Sesaat aku seperti
melayang, tidak ingat apa-apa kecuali nikmat yang tidak terkatakan. Mungkin
sudah ada lima tahun aku tak merasakan kenikmatan seperti ini. Juven
mengecup-ngecup pipi serta daun telingaku. Sejenak dia membiarkan aku mengatur
nafas, sebelum kemudian dia memintaku menungging. Aku baru sadar bahwa ternyata
dia belum mencapai orgasme., Foto Ngentot,

Foto Hot 2016, Foto Hot Terbaru, Kuturuti permintaan Juven.
Dengan agak lunglai akibat orgasme yang luar biasa, kuatur posisi tubuhku
hingga menungging. Juven mengikuti gerakanku, batang kemaluannya yang besar dan
panjang itu tetap menancap dalam vaginaku., Foto Hot,

Foto Lucah 2016, Foto Lucah Terbaru, Lalu perlahan terasa
dia mulai mengayun pinggulnya. Ternyata dia luar biasa sabar. Dia memaju
mundurkan gerak pinggulnya satu-dua secara teratur, seakan-akan kami baru saja
memulai permainan, padahal tentu perjalanan birahinya sudah cukup tinggi tadi.,
Foto Lucah,

Foto Tante 2016, Foto Tante Terbaru, Aku menikmati gerakan
maju-mundur penis Juven dengan diam. Kepalaku tertunduk, kuatur kembali
nafasku. Tidak berapa lama, vaginaku mulai terasa enak kembali. Kuangkat
kepalaku, menoleh ke belakang. Juven segera menunduk, dikecupnya pipiku., Foto
Tante,

“San.. Kamu hebat banget.. Ibu kira tadi kamu sudah hampir
keluar,” kataku terus terang.
“Emangnya Ibu suka kalau aku cepet keluar?” jawabnya lembut
di telingaku.

Foto Janda 2016, Foto Janda Terbaru, Foto Janda, Aku
tersenyum, kupalingkan mukaku lebih ke belakang. Juven mengerti, diciumnya
bibirku. Lalu dia menggenjot lebih cepat. Dia seperti mengetahui bahwa aku
mulai keenakan lagi. Maka kugoyang-goyang pinggulku perlahan, ke kiri dan ke
kanan.

Juven melenguh. Diremasnya kedua bongkah pantatku, lalu
gerakannya jadi lebih kuat dan cepat. Batang kemaluannya yang luar biasa keras
menghunjam-hunjam vaginaku. Aku mulai mengerang-erang lagi.
“Oorrgghh…, aahh…, ennaak…, penismu enak bangeett… Ssann!!”
Juven tidak bersuara, melainkan menggecak-gecak semakin
kuat. Tubuhku sampai terguncang-guncang. 

Aku menjerit-jerit. Cepat sekali, birahiku
merambat naik semakin tinggi. Kurasakan Juven pun kali ini segera akan mencapai
klimaks. Maka kuimbangi gerakannya dengan menggoyangkan pinggulku cepat-cepat.
Kuputar-putar pantatku, sesekali kumajumundurkan berlawanan dengan gerakan Juven.
Pemuda itu mulai mengerang-erang pertanda dia pun segera akan orgasme.
Tiba-tiba Juven menyuruhku berbalik. Dicabutnya penisnya
dari kemaluanku. 

Aku berbalik cepat. Lalu kukangkangkan kedua kakiku dengan
setengah mengangkatnya. Juven langsung menyodokkan kedua dengkulnya hingga
merapat pada pahaku. Kedua kakiku menekuk mengangkang. Juven memegang kedua
kakiku di bawah lutut, lalu batang penisnya yang keras menghunjam mulut
vaginaku yang menganga.

“Aarrgghhh…!!!” aku menjerit.
“Aku hampir keluar!” Juven bergumam. Gerakannya langsung
cepat dan kuat. Aku tidak bisa bergoyang dalam posisi seperti itu, maka aku
pasrah saja, menikmati gecakan-gecakan keras batang kemaluan Juven. Kedua
tanganku mencengkeram sprei kuat-kuat.

“Terus, Sayang…, teruuusss…!”desahku.
“Ooohhh, enak sekali…, aku keenakan…, enak ‘bercinta’ sama
Ibu!” Erang Juven
“Ibu juga, Ibu juga, vagina Ibu keenakaan…!” Balasku.
“Aku sudah hampir keluar, Buu…, vagina Ibu enak bangeet… “
“Ibu juga mau keluar lagi, tahan dulu! Teruss…, yaah, aku
juga mau keluarr!”
“Ah, oh, uughhh, aku enggak tahan, aku enggak tahan, aku mau
keluaaar…!”
“Yaahh teruuss, sodok teruss!!! Ibu enak enak, Ibu enak,
Saann…, aku mau keluar, aku mau keluar, vaginaku keenakan, aku keenakan
‘bercinta’ sama kamu…, yaahh…, teruss…, aarrgghh…, ssshhh…, uughhh…,
aarrrghh!!!”
Tubuhku mengejang sesaat sementara otot vaginaku terasa
berdenyut-denyut kencang. Aku menjerit panjang, tak kuasa menahan nikmatnya
orgasme. Pada saat bersamaan, Juven menekan kuat-kuat, menghunjamkan batang
kemaluannya dalam-dalam di liang vaginaku.
 “Oohhh…!!!” dia pun
menjerit, sementara terasa kemaluannya menyembur-nyemburkan cairan mani di
dalam vaginaku. Nikmatnya tak terkatakan, indah sekali mencapai orgasme dalam
waktu persis bersamaan seperti itu.

Lalu tubuh kami sama-sama melunglai, tetapi kemaluan kami
masih terus bertautan. Juven memelukku mesra sekali. Sejenak kami sama-sama
sIbuk mengatur nafas.

“Enak banget,” bisik Juven beberapa saat kemudian.
“Hmmm…” Aku menggeliat manja. Terasa batang kemaluan Juven
bergerak-gerak di dalam vaginaku.
“Vagina Ibu enak banget, bisa nyedot-nyedot gitu…”
“Apalagi penis kamu…, gede, keras, dalemmm…”

Juven bergerak menciumi aku lagi. Kali ini diangkatnya
tangan kananku, lalu kepalanya menyusup mencium ketiakku. Aku mengikik
kegelian. Juven menjilati keringat yang membasahi ketiakku. Geli, tapi enak.
Apalagi kemudian lidahnya terus menjulur-julur menjilati buah dadaku.

Juven lalu menetek seperti bayi. Aku mengikik lagi. Putingku
dihisap, dijilat, digigit-gigit kecil. Kujambaki rambut Juven karena
kelakuannya itu membuat birahiku mulai menyentak-nyentak lagi. Juven mengangkat
wajahnya sedikit, tersenyum tipis, lalu berkata,

“Aku bisa enggak puas-puas ‘bercinta’ sama Ibu… Ibu juga
suka kan?”
Aku tersenyum saja, dan itu sudah cukup bagi Juven sebagai
jawaban. Alhasil, seharian itu kami bersetubuh lagi. Setelah break sejenak di
sore hari malamnya Juven kembali meminta jatah dariku. Sedikitnya malam itu ada
3 ronde tambahan yang kami mainkan dengan entah berapa kali aku mencapai
orgasme. Yang jelas, keesokan paginya tubuhku benar-benar lunglai, lemas tak
bertenaga.

Hampir tidak tidur sama sekali, tapi aku tetap pergi ke
sekolah. Di sekolah rasanya aku kuyu sekali. Teman-teman banyak yang mengira aku
sakit, padahal aku justru sedang happy, sehabis bersetubuh sehari semalam
dengan bekas muridku yang perkasa.

cerita sex 2017, cerita sex terbaru, cerita sex terupdate, cerita sex, cerita seks 2017, cerita seks terupdate, cerita seks terbaru, cerita seks, cerita dewasa 2017, cerita dewasa terupdate, cerita dewasa terbaru, cerita dewasa, cerita mesum 2017, cerita mesum terupdate, cerita mesum terbaru, cerita mesum,

Cersex Om Ical Pemuas Birahi Sex

kumpulan cerita sex terbaru, cerita sex 2016, cerita sex terbaru, cerita sex terupdate, cerita sex, cerita seks 2016, cerita seks terupdate, cerita seks terbaru, cerita seks, cerita dewasa 2016, cerita dewasa terupdate, cerita dewasa terbaru, cerita dewasa, cerita mesum 2016,



cerita mesum terupdate, cerita mesum terbaru, cerita mesum, cerita sex 2016,cerita sex terbaru,cerita sex terupdate,cerita sex Om Ical, 47 tahun juga cukup dikenal akrab oleh Dita karena dia sering bertandang di rumah sahabatnya ini. Pada penampilan luarnya Om Ical
bertampang simpatik dan malah kelihatan sebagai orang alim, tapi kenapa sampai
bisa berhubungan dengan Dita ini awalnya cukup konyol. Secara kebetulan
keduanya saling kepergok di sebuah hotel ketika masing-masing akan melakukan
perbuatan iseng. Om Ical saat itu sedang menggandeng seorang pelacur langganan
tetapnya dan Dita saat itu sedang digandeng dr.Hadi.
Keduanya jelas-jelas bertemu di sini sama-sama tidak bisa
mengelak. Tentu saja sama-sama kaget tapi masing-masing cepat bisa bersandiwara
pura-pura saling tak kenal.
Kelanjutan dari itu masing-masing sepakat bertemu di kesempatan
tersendiri untuk saling menjelaskan dan membela diri. Bahwa kalau Dita mengaku
hubungannya dengan dr.Hadi karena kena bujuk rayu diajak beriseng dan cuma
dengan laki-laki itu saja, sedang Om Ical mengaku bahwa dia terpaksa mencari
pelarian karena Tante Vera, istrinya, katanya sudah kurang bergairah
menjalankan kewajibannya sebagai istri di ranjang. Masuk akal bagi Dita karena
dilihatnya Tante Vera yang gemuk itu memang lebih sibuk di luar rumah mengurus
bisnis berliannya ketimbang mengurus suami dan keluarganya. Itu sebabnya Mifta,
salah satu anaknya juga jadi bebas dan liar di luaran.

Dari pertemuan itu masing-masing nampak sama ketakutan kalau
rahasianya terbongkar di luaran. Dita takut hubungannya dengan dr.Hadi didengar
orang tuanya sedang Om Ical juga lebih takut lagi nama baiknya jadi rusak.
Berikutnya karena terlanjur sudah saling terbuka kartu masing-masing, keduanya
yang berusaha agar saling menutup mulut jangan membuka rahasia ini justru
menemukan cara tersendiri yaitu dengan membuat hubungan gelap satu sama lain.
Ide ini terlontar oleh Om Ical yang coba merayu Dita ternyata diterima baik
oleh Dita.

Singkat cerita kesepakatan pun tercapai, cuma ketika
menjelang janji bertemu di suatu tempat di mana Om Ical akan menjemput dan
membawa Dita ke sini, Dita meskipun melihat tidak ada salahnya mencoba iseng
dengan Om Ical tidak urung berdebar juga jantungnya. Tegang karena partner kali
ini hubungannya terkait dekat. Sekali meleset dan terbongkar bisa fatal urusan
malunya. Begitu juga waktu sudah semobil di sebelah Om Ical, sempat kikuk malu
dia dengan laki-laki yang ayah sahabatnya ini.

Pasalnya Om Ical yang sebenarnya juga sama tegang karena
kali ini yang dibawa adalah teman dekat anak gadisnya, dia hampir tidak ada
suaranya dan pura-pura sibuk menyetir mobilnya sehingga Dita didiamkan begini
jadi salah tingkah menghadapinya.beritaseks.com Tapi waktu sudah masuk kamar sini
dan mengawali dengan duduk ngobrol dulu merapat di sofa, di situ mulai ke luar
keluwesan Om Ical dalam bercumbu. Dita pun mulai lincah seperti biasa pembawaannya
kalau sedang menghadapi dr.Hadi. Genit manja jinak-jinak merpati membuat si Om
tambah penasaran terangsang kepadanya. Waktu itu dengan mesra Om Ical
menawarkan makan pada Dita tapi ditolak karena masih merasa kenyang.

“Aku minta rokoknya Om.. Dita pengen ngerokok.” pinta Dita
sebagai alternatif tawaran Om Ical.
“Oh ngerokok juga? Iya ada, mari Om yang pasangin. Om nggak
tau kalo Dita juga ngerokok.”
“Cuma sekali-sekali aja, abis deg-degan pergi sama Om ke Sini.”
jelas Dita menunjukan kepolosannya.
“Kok sama, Om juga sempat tegang waktu bawa Dita di mobil
tadi, takut kalo ada yang ngeliat.”
Masing-masing sama mengakui apa yang dirasakan selama dalam
perjalanan. Dita mulai menggoda Om Ical.
“Masa udah tegang duluan, kan belum apa-apa Om?” godanya
dengan genit.
“Oo yang itu memang belum, tapi jantungnya yang tegang.”
jawab Om Ical setelah membakar sebatang rokok buat Dita yang sudah langsung
menjulurkan tangannya, tapi masih belum diberikan oleh Om Ical.
“Mana, katanya mau pasangin buat Dita?”
“Sebentar, sebelum ngerokok bibirnya Om musti cium dulu..”

Menutup kalimatnya Om Ical langsung menyerobot bibir Dita
memberinya satu ciuman bernafsu, dibiarkan saja oleh Dita hanya setelah itu dia
menggigit bibir malu-malu manja menyandarkan kepalanya di dada Om Ical sambil
menyelingi dengan merokok yang sudah diterimanya dari Om Ical. Melihat ini Om Ical
semakin berlanjut.

“Bajunya basah keringetan nih, Om bukain ya biar nggak
kusut?” katanya menawarkan tapi sambil tangannya yang memeluk dari belakang
mulai mencoba melepas kancing baju Dita.

Lagi-lagi Dita tidak menolak. Dengan gaya acuh tak acuh
sibuk mengisap rokoknya, dia membiarkan Om Ical bekerja sendiri malah dibantu
menegakkan duduknya agar kemejanya dapat diloloskan dari lengannya membuat dia
tinggal mengenakan kutang saja. Dita memang sudah terbiasa bertelanjang di
depan lelaki, jadi santai saja sikapnya. Tetapi ketika tangan Om Ical
menyambung membuka reitsleting belakang rok jeans-nya dan dari situ akan
meloloskan rok berikut celana dalamnya, baru sampai di pinggul Dita
menggelinjang manja.

“Ngg.. masak aku ditelanjangin sendiri, Om juga buka dulu
bajunya?”
“Iya, iya, Om juga buka baju Om..”
Segera Om Ical melucuti bajunya satu persatu sementara Dita
bergeser duduknya ke sebelah. Berhenti dengan hanya menyisakan celana dalamnya,
dia pun beralih untuk meneruskan usahanya melepas rok Dita. Sekarang baru
dituruti tapi juga sama menyisakan celana dalamnya. Tentu saja Om Ical mengerti
bahwa Dita masih malu-malu, dia tidak memaksa dan kembali menarik Dita
bersandar dalam pelukan di dadanya.

Di situ dia mulai dengan mengecup pipi Dita
sambil mengusap-usap pinggang bergerak meremas lembut masing-masing pangkal
bawah susu si gadis yang masih tertutup kutangnya.
“Dita kurus ya Om?” tanya Dita sekedar menghilangkan salah
tingkah karena susunya mulai digerayangi Om Ical.

“Ah nggak, malah bodimu bagus sekali Ta.” jawab Om Ical
memuji Dita apa adanya karena memang tubuh gadis ini betul-betul berlekuk indah
menggiurkan.
“Tapi Om kan senengnya sama yang mantep, yang hari itu Dita
liat ceweknya montok banget..”
“Iya tapi orangnya jelek, udah tua. Abisnya nggak ada lagi
sih? Maunya nyari yang cakep kayak Dita gini. Kalo ini baru asyik..” rayu Om Ical
sambil kali ini mencoba untuk membuka pengait bra Dita yang kebetulan terletak
di bagian depan.
“Om sih ngerayu. Buktinya belon apa-apa udah bilang asyik
duluan?”
“Justru karena yakin maka Om berani bilang gitu. Coba aja
pikir, ngapain Om sampe berani ngajak Dita padahal jelas-jelas udah tau temen
baiknya Mifta, ya nggak? Kalo bukan lantaran tau kapan lagi dapet asyik
ditemenin cewek secakep Dita, tentu Om nggak akan nekat gini. Udah lama Om
seneng ngeliat kamu Di.”

Dita kena dipuji rayuan yang memang masuk akal ini kontan
berDiar-Diar bangga di wajahnya. Perempuan kalau terbidik kelemahannya langsung
jadi murah hati, segera mandah saja dia membiarkan kutangnya dilepas sekaligus
memberikan kedua susu telanjangnya yang berukuran sedang membulat kenyal mulai
diremas tangan Om Ical.

“Emangnya, Om seneng sama Dita sejak kapan? Kayaknya sih Dita
liat biasa-biasa aja?”
“Dari Dita mulai dateng-dateng ke rumah Om udah ketarik sama
cantiknya, cuma masak musti pamer terang-terangan?
Tiap kali ngeliat rasanya gemeesss sama kamu..” bIcalanya
menyebut begitu sambil secara tidak sengaja memilin puting susu di tangannya
membuat si gadis lagi-lagi menggelinjang manja.

“Aaa.. gemes mau diapain Om?!”
“Gemes mau dipeluk-pelukin gini, dicium-ciumin gini, atau
juga diremes-remesin gini.. sshmmm..” jawab Om Ical dengan memperlihatkan
contoh cara dia mendekap erat, mengecup pipi dan meremas susu Dita.
“Terusnya apalagi?”
“Terusnya yang terakhir ininya.. Apa sih namaya ini?” tanya
canda Om Ical yang sebelah tangannya sudah diturunkan ke selangkangan
Dita, langsung meremas bukit vagina yang menggembung dan
merangsang itu.
“Itu bilangnya.. memek.” jawab Dita dengan menoleh ke
belakang sambil menggigit kecil bibir Om Ical. Bahasanya vulgar tapi Om Ical
malah senang mendengarnya.
“Iya, kalau memek Dita ini dimasukin Om punya, boleh kan?”
“Dimasukin apa Om..?”
“Ini, apa ya bilangnya?” tanya lagi Om Ical dengan mengambil
sebelah tangan Dita meletakkan di jendulan penisnya.
“Aaa.. ini kan bilangnya ******.. Dimasukin ini bahaya, kalo
hamil malah ketauan orang-orang Om?” Dita bergaya pura-pura takut tapi tangannya
malah meremas-remas jendulan penis itu.
“Jangan ambil bahayanya, ambil enaknya aja. Nanti Om beliin
pil pencegah hamilnya.”
“Tapinya sakit nggak?” tanya Dita sambil mematikan rokoknya
ke asbak.
“Kalo udah dicoba malah enak. Yuk kita pindah ke tempat tidur?”
Om Ical mengajak tapi sambil membopong Dita pindah ke tempat tidur untuk masuk
di babak permainan cinta.

Cerita Sex 2016
cerita dewasa 2016,cerita dewasa terupdate,cerita dewasa terbaru,cerita dewasa,cerita mesum 2016,cerita mesum terupdate,cerita mesum terbaru,cerita mesum, cerita sex 2016, cerita sex terbaru, cerita sex terupdate, cerita sex, cerita seks 2016, cerita seks terupdate, cerita seks terbaru, cerita seks, cerita dewasa 2016, cerita dewasa terupdate, cerita dewasa terbaru, cerita dewasa, cerita mesum 2016, cerita mesum terupdate, cerita mesum terbaru, cerita mesum,
Cerita Seks 2016


Di Sini Dita mulai memasrahkan diri ketika tubuhnya mulai
digeluti kecup cium dan raba gemas yang menaikan birahi nafsunya. Dita sudah
pernah begini dengan dr.Hadi, caranya hampir sama dan dia senang digeluti
laki-laki yang sudah berumur seperti ini. Karena mereka bukan hanya lebih
pengalaman tapi juga lebih teliti jika mengecapi tubuh perempuan, apalagi gadis
remaja seperti dia. Asyik rasanya menggeliat-geliat, merengek-rengek manja
diserbu rangsangan bernafsu yang bertubi-tubi di sekujur tubuhnya.
“Ahahhggg.. gellii Omm.. Sshh.. iihh.. Om sakit gitu..
sssh.. hnggg..”

Mengerang antara geli dan perih tapi dengan tertawa-tawa
senang, yang begini justru memancing si Om makin menjadi-jadi. Om Ical yang
nampaknya baru kali ini bergelut dengan seorang gadis remaja cantik tentu saja
terangsang hebat, hanya saja dia sayang untuk terburu-buru dan masih senang
untuk mengecapi sepuas-puasnya tubuh mulus indah yang dagingnya masih padat
kencang ini. Dari semula saja dia sudah nekat melupakan bagaimana status
hubungannya dengan Dita apalagi setelah dilanda nafsu tinggi seperti ini. Anak
gadis teman baiknya dan sekaligus sahabat anaknya ini begitu merangsang
gairahnya membuat dia jadi terlupa segala-galanya.

Dita yang sudah memberi celana dalamnya diloloskan jadi
telanjang bulat sudah rata seputar tubuhnya dijilati dengan rakus. Diberi
bagian susunya dihisap saja sudah membuat Om Ical buntu dalam asyik. Sibuk
mulutnya menyedot berpindah-pindah diantara kedua puncak bukit yang membulat
kenyal lagi pas besarnya itu, lebih-lebih waktu Dita di bagian terakhir
memberikan vaginanya dikecapi mulutnya. Jangan bilang lagi, seperti ******
kelaparan dia menyosor menjilat dan menyedot celah merangsang itu sampai tidak
peduli tingkatan kesopanan lagi.

Sahabat anak gadisnya yang biasanya hormat sopan kalau
datang ke rumahnya, sekarang santai saja menjambak rambutnya atau mendekap
kepalanya mempermainkan seperti bola kalau sosoran mulut rakusnya membuat geli
yang terlalu menyengat.

“Ssshh.. aahnggg.. geliii.. Omm..” Om Ical seru memuasi rasa
mulutnya yang tentu saja membuat Dita terangsang tinggi dalam tuntutan
birahinya, tapi begitu pun jalan pelepasan yang diberikan si Om betul-betul
memuaskan sekali. Pada gilirannya Om Ical merasa cukup dan menyambung untuk
mengecap nikmatnya jepitan ketat vagina muda si gadis, di ranjanglah baru
terasa asyiknya penis ayah sahabatnya.

Sewaktu partama dimasuki, Dita masih memejamkan mata, dia
baru tersadar ketika batang itu sudah setengah terendam di vaginanya. Agak
ketat sedikit rasanya. Membuka mata melirik ke bawah, dia langsung bisa
mengira-ngira seberapa besar batang itu. “Aahshh..” dia mengerang dengan
gemetar kerinduan nafsunya hanya saja tangannya mengerem pinggul Om Ical agar
tidak sekaligus tancap masuk. Meskipun tidak diutarakan Dita lewat kata-kata
tapi Om Ical mengerti maksudnya. Dia meredam sedikit emosinya dan menusuk
sambil membor penisnya lebih kalem.

Di situ batang penis ditahan terendam sebentar untuk membawa
dulu tubuhnya turun menghimpit Dita lalu dari situ dia berlanjut membor sambil
mulai memompa pelan naik turun pantatnya. Untuk beberapa saat masuknya batang
diterima Dita masih agak tegang, tapi ketika terasa mulai licin dan sudah mulai
bisa menyesuaikan dengan ukuran Om Ical. Dia pun mulai meresapi nikmatnya
batang Om Ical.

“Wihhh.. ennaak sekalii!” begitu ketat dan begitu mantap
gesekannya membuat Dita langsung terbuai dengan nikmat sanggama yang baru
dibukanya dengan batang kenikmatan Om Ical. Saking asyiknya kedua tangan dan
kakinya naik mencapit tubuh Om Ical seolah-olah menjaga agar kenikmatan ini
tidak dicabut lepas sementara dia sendiri mulai ikut aktif mengimbangi kocokan
penis dengan putaran vaginanya yang mengocok.

Disambut kehangatan begini Om Ical tambah bersemangat
memompa, semakin lebih terangsang dia karena Dita meskipun tidak bersuara tapi
gayanya hangat meliuk-liuk setengah histeris. Bergerak terus dengan tangan
menggaruk kepala Om Ical, kakinya yang membelit tidak ubahnya bagai akan
memanjat tubuh si Om.beritaseks.com Kelihatan repot sekali gerak sanggamanya
yang seperti tidak bisa diam itu, apalagi ketika menjelang sampai ke puncak
permainan, tambah tidak beraturan Dita menggeliat-geliat. Sementara itu si Om
yang sudah serius tegang juga hampir mencapai ejakulaDiya.
Beberapa saat kemudian keduanya tiba dalam orgasme secara
bersamaan. Dita yang mulai duluan dengan memperketat belitannya.

“Aduuhh.. ayyuhh.. Omm.. shh.. ahgh.. iyya.. duhh.. aahhh..
hgh.. aaahh.. aeh.. ahduhh.. sshhh Om.. hheehh.. mmhg.. ayoh.. Di..” saling
bertimpa kedua suara masing-masing mengajak untuk melepas seluruh kepuasan
dengan sentakan-sentakan erotis. Sama-sama mendapatkan kenikmatan dan kepuasan
dalam jumpa pertama ini, sehingga ketika mereda keduanya pun menutup dengan
saling mengecup mesra, gemas-gemas sayang tanda senangnya.
Begitu nafas mulai tenang, Dita memberi isyarat menolak
tubuh Om Ical meminta lepas, tapi sementara si Om berguling terlentang di
sebelah, dia sudah mengejar, memeluk dengan memegang batangnya dan merebahkan
kepalanya di dada Om Ical. Meremas-remas gemas sambil memandangi batang yang
masih mengkilap lengket itu.

“Bandel nihh.. maen nyodok aja?” komentar Dita sambil
menarik penis Om Ical.
“Abis kamunya juga bikin penasaran aja sih?” balas Om Ical
dengan tangannya merangkul leher bermain lagi di susu Dita.
“Om seneng ya sama aku?”
“Oo.. jelas suka sekali Sayaang.. Abis, kamu memang cantik,
memeknya juga enak sekali..” kali ini dagu Dita diangkat, bibirnya digigit
gemas oleh Om Ical.

Dita langsung berDiar bangga dengan pujian itu. Itu
pembukaan hubungan gelap mereka yang sejak itu berlangsung secara
sembunyi-sembunyi dengan jadwal rutin karena masing-masing seperti merasa
ketagihan satu sama lain. Om Ical jelas senang dengan teman kencan yang cantik
menggiurkan ini. Permainan selalu memilih tempat di sini di luar kota tapi
sekali pernah Dita mendapat pengalaman yang unik serta konyol di rumah Om Ical
sendiri.

Suatu hari Tante Vera sedang berbisnis ke luar kota ketika Dita
datang bertandang siang itu untuk menemui Mifta.beritaseks.com Kedua gadis itu
memang membuat janji akan jalan-jalan ke mall sore nanti tapi karena waktunya
masih jauh, Mifta mempergunakannya untuk keluar rumah sebentar. Om Ical yang
membuka pintu dan dia sendiri ketika melihat ada peluang yang baik langsung
memanfaatkannya, karena begitu Dita masuk sudah disambut dengan telunjuk di
bibir memaksudkan agar Dita tidak bersuara. Dita sempat heran tapi ketika
digandeng ke kamar Om Ical dia kaget juga, segera mengerti tujuannya.

“Iddihh Om nekat.. nanti ketauan Om.. Mifta memangnya ke
mana?” katanya tapi dengan nada berbisik panik.
“Sst tenang aja.. Kita aman, Mifta lagi pergi sebentar,
Tante lagi keluar kota sedang Hari lagi tidur..” jelas Om Ical. Hari adalah
adik laki-laki Mifta yang duduk di kelas III SMP. Masih ada seorang lagi adik Mifta
bernama Hendi yang duduk di kelas I SMA tapi dia tinggal dengan neneknya di
Malang.
“Iya tapi gimana kalo Mifta dateng Om?”
“Kan nggak ada yang tau kalau Dita udah di sini. Mereka
nggak bakalan berani masuk kamar Om. Acaramu kan Om denger masih nanti malem,
kita bikin sebentar di sini yaa?”
“Tapi Om.?”
“Udahlah di sini aja dulu, Om mau ke luar sebentar. Tuch
denger, kayaknya Hari udah bangun. Nih, Om tebus waktumu untuk jajan-jajan sama
Mifta nanti,” kata Om Ical langsung memotong protes Dita dengan mengulurkan
sejumlah uang yang cepat diambilnya dari dompetnya untuk membujuk Dita.
Setelah itu segera dia keluar kamar meninggalkan Dita yang
karena merasa sudah terjebak terpaksa tidak berani keluar takut kepergok Hari.

Cerita Sex 2016
cerita dewasa 2016,cerita dewasa terupdate,cerita dewasa terbaru,cerita dewasa,cerita mesum 2016,cerita mesum terupdate,cerita mesum terbaru,cerita mesum, cerita sex 2016, cerita sex terbaru, cerita sex terupdate, cerita sex, cerita seks 2016, cerita seks terupdate, cerita seks terbaru, cerita seks, cerita dewasa 2016, cerita dewasa terupdate, cerita dewasa terbaru, cerita dewasa, cerita mesum 2016, cerita mesum terupdate, cerita mesum terbaru, cerita mesum,
Cerita Seks 2016



Melirik uang yang digenggamnya sepeninggal Om Ical, hati Dita menjadi lunak
lagi karena si Om memang pintar mengambil hati dan selalu royal memberi jumlah
yang cukup menghibur. Meskipun begitu dia menguping dari balik pintu
mendengarkan situasi di luar dengan hati berdebar tegang.

“Pak, barusan kayaknya ada yang dateng kedengeran pintu
kebuka?” terdengar suara Hari menanyai ayahnya.
“Ah nggak ada siapa-siapa kok, barusan memang Bapak yang
buka pintu.”
Baru saja sampai percakapan ini, tiba-tiba terdengar suara
motor Mifta memasuki pekarangan. Tidak lama kemudian dia masuk ke rumah dan
terdengar menanyai adiknya.
“Har, barusan Mbak Dita Singgah ke sini nggak?”
“Nggak tau, aku juga baru bangun..”
“Oh ya? Padahal Mbak Mifta Singgah barusan ke rumahnya,
Mamahnya bilangnya ke sini?”
“Ya mungkin aja Dita tadi ke sini tapi ngira kamu nggak ada,
jadi pergi ke tempat lain dulu.” kali ini Om Ical ikut menimbrung pembIcalaan.
“Iya tapi aku ada janji sama dia nanti sore-sorean. ”
“Oo.. kalo gitu paling-paling sebentar juga ke Sini.” putus Om
Ical menghibur anaknya.

Hening sebentar dan tidak lama kemudian terdengar suara Om Ical
memesan kedua anaknya agar jangan ada tamu atau telepon yang mengganggunya
karena dia beralasan agak tidak enak badan dan akan tidur siang. Sesaat setelah
itu dia pun masuk disambut Dita yang bersembunyi di balik pintu langsung
mencubit gemas lengannya tapi tidak bersuara, geli dengan sandiwara yang
barusan didengarnya.

Om Ical tersenyum dan menggayut pinggang Dita,
menggandengnya ke tempat tidur. Dita menurut karena tahu kalau menolak maka Om Ical
akan membujuknya terus, daripada berlama-lama lebih baik memberi saja agar
waktunya lebih cepat selesai. Langsung diikutinya ajakan Om Ical untuk membuka baju,
hanya saja masih bingung jika permainan telah usai.

“Tapi nanti aku ke luar dari Sininya gimana Om..?” tanyanya
sambil menyampirkan celana dalamnya sebagai kain penutup terakhirnya yang
dilepas.
“Gampang, Om pura-pura aja nyuruh mereka berdua keluar beli
makanan, di situ Dita bisa aman keluar dari Sini.”
“Ngg.. Om bisa aja akalnya..” Dita sedikit lega.
“Om kalo mikirin yang itu sih gampang. Sekarang yang Om
pikirin justru ngeluarin isinya barang ini yang enak gimana caranya.” timpal Om
Ical seraya mendekatkan tubuhnya yang sudah sama bertelanjang bulat dan
mengambil tangan Dita untuk diletakkan di batang penisnya yang masih
menggantung lemas.

Dita malu-malu manja tapi tangannya langsung menangkap
batang itu, menarik-narik, melocoknya dengan genggaman kedua tangannya sambil
memandangi benda itu.

“Yang enak tuh kayak apa sih?” godanya mulai bersikap
manja-manja genit.
“Yang enaknya.. ya jelas pake ini Di.” jawab Om Ical balas
menjulurkan tangannya meremas selangkangan Dita.
“Iddihh si OOm.. pengennya yang itu aja?” Dita pura-pura
jual mahal.
“Abisnya barang enak, jelas kepengen Di..” kata Om Ical
sambil mulai mengajak Dita berciuman.
Dita memang memberi bibirnya tapi dia masih kelihatan
setengah hati untuk balas melumat hangat, terlebih ketika akan diajak naik
tempat tidur dia seperti merasa berat.
“Nggak enak ah Om, sungkan aku itu tempat tidurnya Tante..”
katanya mengutarakan perasaannya yang tidak enak untuk bermain cinta di tempat
tidur keluarga itu. Om Ical rupanya bisa mengerti perasaan Dita, dia tidak
memaksa tapi menoleh sekeliling sebentar dan cepat saja menemukan cara yang
lain.
“Ya udah kalo gitu kita bikin sambil berdiri aja. Sini Om
yang atur, ya?” katanya sambil membawa Dita ke arah kaki tempat tidur dan
menyandarkan tubuh Dita di palang-palang besi tempat tidur itu.

Om Ical memakai tempat tidur mahal tapi model kuno yang
terbuat dari besi lengkap dengan tiang-tiang penyangga kelambunya. Di situ
pantat Dita disandarkan di pagar bawah tempat tidur yang tingginya pas
menyangga pantatnya, sedang kedua tangannya diatur Om Ical melingkar di
sepanjang besi melintang di antara dua tiang kelambu bagian kaki tempat tidur
yang tingginya setinggi punggung, sedemikian rupa sehingga tubuhnya tersandar
menggelantung di besi melintang itu hampir pada masing-masing ketiak Dita.

Suatu posisi yang unik untuk bersanggama dalam gaya berdiri karena setelah itu Om
Ical mengambil dua ikat pinggang terbuat dari kain, lalu mengikat masing-masing
lengan Dita pada besi melintang itu.
Dita menurut saja memandangi geli sambil menunggu apa yang
selanjutnya akan dilakukan Om Ical. Berikutnya barulah Om Ical mulai merangsang
dengan menciumi dan menggerayangi sekujur tubuh Dita dari mulai atas hingga ke
bawah. Berawal mengerjai kedua susu Dita dengan remasan dan kecap mulutnya dan
kemudian berakhir mengkonsentrasikan permainan mulut itu di selangkangannya,

membuat Dita yang semula setengah hati mulai naik terangsang. Malah terasa
cepat karena posisi kedua tangannya tidak bisa ikut membalas ini menimbulkan
daya rangsang yang luar biasa. Apalagi ketika mulut Om Ical mulai memberi rasa
geli-geli enak di vagina yang tidak bisa ditolak kepalanya kalau geli terlalu
menyengat.

Begitu tengah sedang asyik-asyiknya permainan pembukaan ini,
di teras depan Mifta terdengar mengalunkan suaranya berduet mengiringi Hari
dalam permainan gitarnya. Konyol memang buat Mifta, sahabat yang sedang
ditunggu-tunggu untuk janji pergi bersama, ternyata sudah sejak tadi ada di
dalam kamar rumahnya sendiri, sedang meliuk-liuk keenakan saat vaginanya
dikerjai mulut ayahnya, malah sudah tidak tahan rangsangan gelinya yang
menuntut untuk lebih terpuaskan lewat garukan mantap penis ayah Mifta sendiri.

“Ayyohh Om.. janggan lama-lama.. masukkin dulu Om punnyaa..”
bahkan rintih Dita sudah meminta Om Ical segera mulai bersenggama. Om Ical
tidak menunggu lebih lama. Dia segera bangun dan membawa penisnya yang setengah
menegang menempel di celah vagina Dita.
Membasahi dulu dengan ludahnya, menggosok-gosokan ujung
kepala bulatnya di klitoris Dita agar menjadi lebih kencang lagi,beritaseks.com
baru setelah itu mulai diusahakan masuk ke dalam lubang vagina di depannya. Dita
menyambut seolah tidak sabaran, menjinjitkan kakinya untuk mengangkangkan
pahanya selebar yang bisa dilakukannya tanpa bisa membantu dengan tangannya.

Dia terpaksa menunggu Om Ical bekerja sendiri menguakkan
bibir vagina dengan jari-jarinya agar bisa menyesapkan kepala penisnya terjepit
lebih dahulu, baru kemudian ditekan membor masuk. Meningkat kemudian lagu-lagu
cinta Mifta yang berduet dengan Hari mengalun romantis, ini senada dengan Dita
yang saat itu juga sedang merintih lirih, mengalunkan tembang nikmat ketika
vaginanya mulai disodok dan digesek ke luar masuk penis tegang Om Ical.
“Ngghh.. OOmm.. Sssh.. hhshh.. ngghdduuh.. sshsmm.. hdduhh Omm..
ennakk.. sshhh.. mmmh.. heehhs.. adduhh..” mengaduh-aduh rintih suaranya tapi
bukan kesakitan melainkan sedang larut dalam nikmat.

Kalau tadi Dita masih setengah hati untuk melayani nafsu Om Ical,
sekarang dia juga ikut merasa keenakan, karena bermain dalam variasi posisi
berdiri ini terasa santai dan mengasyikan sekali baginya. Tidak repot menahan
tubuhnya tetap berdiri karena bisa menggelantung dengan kedua lengannya, sambil
menerima tambahan enak tangan Om Ical yang meremas-remas kedua susunya,
memilin-milin geli putingnya, dia juga bisa ikut mengimbangi sodokan penis ini
dengan kocokan vaginanya.

Malah tidak berlama-lama lagi, ketika Om Ical sudah serius
tegang akan tiba dipuncaknya Dita pun mengisyaratkan tiba secara bersamaan.
“Aduuhh.. Omm.. ayoo.. sshh.. duh Dita mau keluarr.. sssh.. hhgh.. OOmm..”
desah Dita tertahan. “Aduhhssh.. Iya ayoo Di.. Om juga sama-samaa.. aahghh..”
segera mengejang Dita menyentak-nyentak ketika orgasme sinikuti Om Ical tiba di
ejakulasinya. Cerita Dewasa ini pun usai dengan kepuasan sebagaimana biasa yang
didapati keduanya setiap mengakhiri jumpa cinta mereka.

cerita seks 2016,cerita seks terupdate,cerita seksterbaru,cerita seks,cerita ngentot 2016,cerita ngentot terupdate,cerita ngentot terbaru,cerita ngentot, cerita sex 2016, cerita sex terbaru, cerita sex terupdate, cerita sex, cerita seks 2016, cerita seks terupdate, cerita seks terbaru, cerita seks, cerita dewasa 2016, cerita dewasa terupdate, cerita dewasa terbaru, cerita dewasa, cerita mesum 2016, cerita mesum terupdate, cerita mesum terbaru, cerita mesum,